Legenda Urban Yamauba, Nenek Gunung Pemangsa Manusia

Legenda Urban Jepang Yamauba

Yamauba (山姥, nenek gunung) atau dibaca Yamamba adalah Yokai berwujud hantu wanita tua yang hidup di tengah hutan gunung dalam legenda urban Jepang..

•••

Ini terjadi ketika aku duduk di kelas lima. Pada saat itu aku adalah anak nakal yang suka mengerjai banyak orang. Aku berteman baik dengan S dan karena hobi ini, kami berdua selalu mendapat masalah.

Suatu hari di musim panas, S datang ke rumahku setelah dimarahi oleh orang tuanya, dia menyarankan agar kami melarikan diri bersama. Aku belum pernah mendengar ide yang lebih menarik dan menyenangkan dari ini sepanjang hidupku.

Kami mengemas tas perjalanan besar yang penuh dengan makanan, minuman, komik, dan barang-barang yang kami pikir mungkin penting, kemudian berjalan ke taman terdekat setelah makan malam. Mungkin sekitar jam 8 malam.

Tapi tentu saja, kami hanyalah anak-anak bodoh dan tidak tahu apa yang harus dilakukan atau ke mana harus pergi selanjutnya.

“Bagaimana sekarang?”

Kami berdebat tentang itu, dan pada akhirnya memutuskan untuk pergi mengunjungi sebuah gudang di sawah.

Kami tinggal jauh di pedesaan Nagano, jadi segera setelah kami meninggalkan desa kecil tempat kami tinggal, luasnya sawah tersebar di sekitar kami dan penuh dengan gudang yang menampung peralatan, mesin pertanian, serta beberapa ikat jerami.

Kami menyelinap ke gudang tua di mana kami berpikir tidak akan ada orang yang mengganggu kami. Ada traktor dorong tua di dalamnya yang tidak lagi digunakan, serta segunung jerami yang sepertinya bisa dijadikan tempat tidur yang bagus.

Kami menyalakan lampu bertenaga baterai yang kami bawa dan makan beberapa makanan ringan, minum beberapa minuman, membaca beberapa komik, dan kembali bersantai.

Aku bertanya-tanya berapa lama kami sudah duduk di sana? Hingga kami tiba-tiba mendengar suara di luar.

S dan aku melompat berdiri dan dengan cepat mematikan lampu. Kami pikir itu pasti orang tua kami yang mencari kami, atau mungkin pemilik gudang. Kami terjun masuk ke dalam jerami dan kemudian menahan napas.

Sesuatu berdesir di luar. Itu terdengar aneh. Seperti sesuatu yang diseret di atas kerikil. Suara itu berlanjut, berjalan di sekitar gudang.

“…Apa itu?”

“…Apakah kamu ingin memeriksanya?”

Kami dengan perlahan memanjat keluar dari jerami dan diam-diam mendekati jendela.

“…!!”

Ada seorang wanita tua berdiri di luar. Dia membungkuk dan tidak lebih dari kulit dan tulang. Dia memiliki rambut panjang, putih, berantakan yang memanjang ke belakang.

“…Apa-apaan itu?” S berbisik, tapi aku juga tidak tahu.

Wanita tua itu menyeret tas atau sesuatu di sampingnya. Itu tampak seperti karung yang diikat ujungnya, dan wanita tua itu memegang ujung tali panjang itu di tangannya. Suara itu pasti dari dia saat menyeret karung itu.

“…Ya Tuhan, menurutmu dia Yamauba?”

Karena takut, aku perlahan menjauh dari jendela.

Terjadi benturan keras. S, si bodoh itu, menabrak beberapa alat pertanian dan menjatuhkannya. Aku panik dan melihat ke luar, wanita tua itu terlihat berbalik dan berlari ke arah kami dengan kecepatan luar biasa!

Aku meraih S dan melompat ke dalam gundukan jerami. Saat kami berhasil bersembunyi, wanita tua itu menerobos pintu gudang. Kami menutup mulut dengan tangan dan berusaha untuk tidak berteriak.

“Apakah ada orang di sini…?” Suara serak wanita tua itu terdengar. Dia menyipitkan matanya yang berbinar aneh dan mencari di sekelilingnya.

“…Aku tidak akan melakukan apapun, jadi keluarlah…”

Aku memperhatikannya dari dalam tumpukan jerami. Mataku tertuju pada karung yang dia seret. Ada sesuatu yang bergerak di dalamnya. Kemudian, sesuatu tiba-tiba keluar dari ujungnya.

Aku tidak bisa mempercayai mataku. Itu adalah tangan manusia. Tangan anak manusia.

“Aku bilang berhenti menggeliat!” Wanita tua melihat dan menendang karung tersebut. Tangan itu dengan cepat masuk kembali ke dalam. Melihat itu, aku merasa seperti semangat hidupku telah terkuras dari tubuh ini.

“Apakah kamu disini…?” Wanita tua itu mengambil salah satu alat besar yang terjatuh dan mendekati tumpukan jerami. Kemudian dia mulai menusuknya dengan ujung yang runcing. Hampir menangis, kami menghindarinya sebaik mungkin.

Andai saja tumpukan jerami ini tidak begitu besar, dia pasti akan berhasil menusuk kami.

Saat jerami mulai berjatuhan, S dan aku bergerak sejauh mungkin ke arah dinding. Tidak mungkin sebuah garpu rumput bisa mencapai sejauh itu.

“Hmm, mungkin aku hanya berhalusinasi…” ucap nenek itu.

Aku tidak tahu berapa lama kami menunggu, tetapi wanita tua itu akhirnya menjatuhkan garpu rumput, menyeret karungnya, dan kemudian meninggalkan gudang.

Suara menyeret perlahan semakin jauh. Meskipun kami tidak bisa lagi mendengarnya, S dan aku memilih untuk menunggu di jerami sedikit lebih lama.

“…Apakah dia sudah pergi?” S akhirnya berbicara.

“Mungkin …” Tapi aku masih tidak ingin keluar, jadi aku duduk di sana.

Namun aku terkejut, ketika aku menyadari tiba-tiba ada angin sepoi-sepoi di punggungku. “Jadi itu sebabnya kami tidak kesulitan bernapas…” ada lubang lima sentimeter di dinding belakang kami.

Saat aku membungkuk untuk mengintip, tiba-tiba…

“Wah… Wah, kamu kelihatan enak !!”

Sebuah tangan menerobos lubang pada saat yang sama ketika wanita tua itu berbicara! Dia meraih wajahku dan menarikku ke dalam lubang. Aku berteriak, tetapi bau darah begitu menyengat, di atas ketakutan yang justru membekukan darah, hingga akhirnya aku pingsan.

Ketika aku sadar, aku berada di ruang jaga pemadam kebakaran setempat. Rupanya mereka menemukan kami berdua pingsan di gudang setelah orang tua kami memberitahu mereka bahwa kami hilang.

Kami mendapat omelan terpanjang dalam hidup kami, tetapi kami berdua menangis karena kami akhirnya selamat.

Kami memberi tahu orang tua kami tentang apa yang terjadi malam sebelumnya, tetapi mereka mengabaikannya sebagai mimpi. Tapi itu bukanlah mimpi. Karena sampai sekarang, aku masih memiliki bekas luka di wajahku, dimana wanita tua itu mencengkeramku.

Legenda Urban Yamauba

Yamauba digambarkan sebagai sosok bertubuh tinggi, rambutnya panjang beruban, sudut luar mata tertarik ke atas, dan mulut yang lebar hingga ke telinga

Legenda Urban Yamamba

Cerita rakyat lain tentang Yamamba ini adalah dia terkadang menjelma menjadi wanita cantik, dan menawarkan tempat menginap kepada pelancong yang kemalaman di tengah gunung. Korban juga akan ditawarkan makan dan minum. Setelah korban tertidur, Yamauba akan memakan orang tersebut.

Legenda Urban Yamauba diperkirakan berasal dari tradisi zaman dahulu di Jepang, yaitu membuang nenek atau orang lanjut usia di gunung serta cerita rakyat Ubasuteyama.

There are things known and there are things unknown, and in between are the doors of perception ~

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top
error: Alert: Konten Dilindingi !!