We Fix Everything

We Fix Everything

We Fix Everything Bosku adalah orang yang brengsek. Maaf, aku tidak mau bicara kasar, tapi memang begitu kenyataanya. Namaku, Susan Rosevelt, dan aku bekerja sebagai asisten pribadi di sebuah perusahaan hukum yang tidak bisa kusebutkan namanya. Bosku adalah seorang pria pendek dengan perut penuh lemak yang selalu berjalan lebih dulu dibandingkan kakinya. Dia juga seorang yang suka pamer, terakhir kali dia memamerkan jam Rolex beserta jas Armani-nya.

Dia adalah seorang pria mesum yang suka berbuat senonoh kepada wanita. Dia memperlakukan-ku seperti sampah. Pernah suatu kali dia berjalan melewati mejaku dan “tanpa sengaja” menumpahkan segelas air ke bagian depan blus putihku, sehingga membuatnya tembus pandang. Itu adalah hal yang paling memalukan. Aku pasti sudah mengundurkan diri kalau saja aku sedang tak membutuhkan uang.

Nama bosku adalah, Steve Olsen. Dia senang memberi perintah kepada siapa saja, dan tidak memiliki hormat sama sekali kepada bawahannya. Seperti biasa, setelah puas mencaci-maki semua karyawan, dia biasanya akan masuk ke lift pribadinya, menuju kantornya yang juga pribadi dan berukuran sangat besar.

Namun kali ini, ketika dia menekan tombol untuk membuka lift mendadak terdengar suara kabel berderit dan muncul asap dari sela-sela pintu yang tertutup. Mungkin kau pikir hal itu membuat kami semua senang, tapi tidak. Bosku malah dengan marah menghampiriku, dan membentak: “aku tidak peduli berapapun ongkosnya, tapi kalau besok lift itu tidak kembali seperti semula, maka biaya perbaikannya akan kupotong dari gajimu, mengerti!?”

“Baik, pak,” jawabku lemas.

Mr Mechanic

Setelah itu, berjam-jam aku mencari jasa service lift, namun ternyata nasib tidak berpihak padaku. Sudah jam 9 malam dan semua orang sudah pulang, tapi diriku masih saja sibuk menatap komputer, menelusuri halaman demi halaman untuk menemukan jasa service yang bisa memperbaiki lift sial itu hari ini juga.

Akhirnya, aku menemukan satu iklan online, dengan slogan “MR. MECHANIC – WE FIX EVERYTHING”(Tuan mekanik – Kami memperbaiki semuanya). Aku pun langsung menghubungi nomor yang tertera disana, dan telepon diangkat oleh seorang pria, “Halo, Nona Rosevelt” katanya.

“Halo” jawabku, tidak mau membuang waktu, aku langsung menceritakan masalahku. Dia sangat sabar mendengarkannya, dan ketika aku selesai berbicara, dia berkata “Saya akan segera datang.”, dan aku langsung mengucapkan terima kasih padanya.

Tidak lama kemudian orang itu tiba, seorang pria dengan setelah mekanik berwarna kelabu dan logo perusahaan di tengahnya. Dia tinggi, ramping, dan memiliki mata berkilau yang nampak seperti sepasang kelereng marmer.

Aku lalu mengantarnya ke lift, dan bilang aku akan menunggunya sambil tidur sejenak di mejaku. Sejam kemudian, aku bangun dengan sedikit terkejut. Aku melihatnya berdiri di seberang ruangan, menatap ke arah mejaku.

“Sudah selesai,” katanya.

“Oh, terima kasih banyak. Aku terselamatkan. Berapa ongkosnya?”

Dia menolak untuk dibayar, dengan alasan bahwa pekerjaan yang dilakukannya sangat sederhana. Pertama aku mengira dia bercanda, tapi dia mengangkat topinya dan langsung pergi. Karena sudah malam, aku-pun memutuskan untuk pulang, dan tidur.

 

•••

Lift Tanpa Lantai

Keesokan harinya, Steve Olsen terlihat menggerutu mondar-mandir di ruangannya sambil menenggak segelas wisky. Dia sedang tidak tenang menunggu kedatangan pesaingnya untuk suatu diskusi bisnis. Dia terlihat begitu stress sampai-sampai melempar gelas yang digenggamnya.

Ketika diberitahu bahwa tamunya sudah tiba, dia berkata, “akhirnya!” dan langsung menuju lift. Saat memencet tombol lift, pintunya terbuka dengan suara mulus. Olsen menyeringai, berpikir bahwa Asisten bodohnya benar-benar melakukan tugasnya dengan baik. Dia merapikan dasinya dan melangkah masuk ke dalam lift.

Akan tetapi… tidak ada pijakan apapun di dalam lift, Steve Olsen berteriak ketika tubuhnya meluncur jatuh dengan cepat dari lantai 35 gedung tersebut, sampai akhirnya remuk di lantai dasar.

 

•••

Mobil Van

Setelah kematian bosku yang mengenaskan tersebut, perusahaannya diambil alih oleh saudaranya. Dia sangat baik, 180 derajat berbeda dari Steve Olsen. Bosku yang sekarang sangat menghargai karyawannya, bahkan memberikan promosi dan kenaikan gaji untuk karyawan yang sudah bekerja keras.

Polisi menyelidiki kasus kematian mantan bosku dan memeriksa lift tersebut, namun ternyata semuanya berfungsi dengan normal. Aku diminta untuk menunjukkan halaman situs jasa mekanik yang memperbaiki lift tersebut, namun situsnya sudah tidak ada. Aku mencoba menghubungi nomor teleponnya, namun anehnya nomor itu tidak terdaftar.

Malamnya, aku berjalan pulang setelah bekerja. Lalu aku melihat sebuah mobil van berjalan pelan ke arahku. Aku melihat pengemudinya, seorang pria dengan seragam mekanik kelabu dan mata berkilau. Dia adalah sang mekanik yang memperbaiki lift di kantorku.

Kupikir aku mengkhayal, tapi dia menoleh ke arahku, tersenyum, mengangkat topinya, dan berlalu melewatiku. Di bagian sampin mobil van tersebut tertulis…

WE FIX EVERYTHING

There are things known and there are things unknown, and in between are the doors of perception ~

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top
error: Alert: Konten Dilindingi !!