Interogasi Kasus Pembunuhan

Interogasi Pembunuhan

“Saya berharap anda bisa bekerja sama penuh dalam penyelidikan ini. Silahkan panggil saya ketika anda sudah siap untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.”

Setelah mengatakan itu, polisi tersebut berdiri dan keluar dari ruangan.

“Jadi menurutmu pria itu sedang bermain menjadi polisi baik atau polisi jahat?”

“Sama sekali nggak lucu, Dave! Kita sedang dalam interogasi kasus pembunuhan. Ada seorang bocah yang mati dan sekarang polisi mencurigai salah satu dari kita sebagai pelakunya.” ucap Selvi sambil menyibakkan rambut merahnya diatas bahu.

Anna duduk di ujung ruangan dan tak mau mendongak, ia gemetar ketika melihat tanganya sendiri berlumuran darah korban.

“Yang pasti bukan aku pelakunya.” jawab Dave dengan angkuh

“Tapi kau di sana!” bentak James,

“Bukan kita semua. Kita menemukan mayatnya dan sekarang kita semua harus mencari cara untuk keluar dari masalah ini!” ucap Selvi seraya menatap James seolah menuduh.

“Jadi, karena kau dan Dave punya ‘alibi’ sedang berada di hutan beberapa meter dari TKP, kau jadi otomatis tak bersalah?” jawab James dengan tatapan balik ke Selvi

“Lalu dimana kau? Dilihat dari mayatnya, bocah itu tidak mungkin sudah lama mati. Itu artinya kau juga patut dituduh!” bentak Selvi.

“Jadi maksudmu Aku pelakunya? Justru kaulah yang paling mencurigakan!” jawab James tidak mau kalah.

“Sudah Hentikan!” Anna yang tidak tahan akhirnya berteriak, “Bisakah kita berhenti saling menyalahkan? Kita harus bekerja sama!” air mata menuruni pipinya.

“Anna benar,” Dave menghela napas, “Aku hanya tak percaya salah satu dari kita mampu membunuh.”

“Dave, aku percaya kau mampu melakukan apapun.” jawab James dengan sinis, “Bukannya dulu kau pernah mengejar kucing tetangga lalu memanggangnya!” lanjutnya

Dave tertawa, “Ayolah, guys! Itu hanyalah hal bodoh yang dilakukan seorang anak kecil”.

Interogasi Kasus Pembunuhan

 

“Sudahlah Kita takkan bisa bebas kalau begini terus caranya!” jerit Anna histeris, “Para polisi di luar sana percaya bahwa kita adalah tersangka dari kasus pembunuhan ini!”

“Bukan.. bukan kita semua yang bersalah,” kata James, “Hanya Dave.”

Dave tersulut emosi dan berdiri, ”Akan kubunuh kau! Dasar bajingan tak berguna!!!”

“HENTIKAN!” teriak Anna, “Yang kalian lakukan tak membantu sama sekali!”

James dan Dave tak mengacuhkan Anna dan mulai berkelahi hingga jatuh ke lantai. James yang tersudut mencoba menutupi wajahnya agar terhindar dari pukulan bertubi yang dilancarkan Dave.

“Dasar binatang, kalian memang tidak pernah bisa akur.” ucap Selvi sambil tertawa dan menyalakan sebatang rokok.

“Hantikan! Hentikan! Kita harus bekerja sama!” Anna masih berusaha melerai mereka, namun Dave dengan kasar mendorongnya hingga terjatuh. Akhirnya Anna menyerah dan kembali berjongkok di pojok ruangan lalu menangis.

 

•••

 

Seorang pria dan wanita mengamati semuanya dari sisi lain cermin 2 arah yang ada di ruangan tersebut.

Mengawasi Anna yang sendirian di dalam sana, sedang menangis di pojok ruangan.

“Sudah berapa lama Anna Robert mengidap penyakit ini?”

“Sejak kecil. Karena perilaku kasar dan halusinasinya ini, dia tak pernah meninggalkan rumah sakit jiwa.

There are things known and there are things unknown, and in between are the doors of perception ~

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top
error: Alert: Konten Dilindingi !!