Wanita Kedua

Perempuan Kedua

“Sebentar lagi, masalah terbesarku akan selesai” pikirku senang, sambil menuangkan serbuk racun ini yang perlahan mulai larut di dalam minumannya.

Kurang baik apa lagi aku? Aku bahkan sudah mengizinkannya untuk tinggal di rumahku ketika dia tidak memiliki kemampun untuk bertahan hidup seorang diri. Namun bukannya berterima kasih, ia malah mengkhianatiku.

Apakah ia benar-benar berpikir bisa memiliki suamiku? berani-beraninya dia mecoba merebut satu-satunya pria yang kucintai.

Sebenarnya aku tak mau mempercayai bahwa ternyata suamiku juga memiliki perasaan terhadapanya, namun ketika aku melihat mereka menatap satu sama lain, rasanya itu …. Argghh kejam!!!

Padahal ia sudah berjanji bahwa hanya aku satu-satunya wanita yang akan ia cintai !!!.

 

•••

 

Suamiku berjalan ke dapur dan tersenyum kepadaku. “Apa itu untuk Susan?” sambil menunjuk ke minuman tersebut. Aku mengangguk sambil memberikan minuman itu kepadanya.

“Terima kasih, Sayang.” Ucapnya sambil mencium keningku dan mengambil minuman itu.

Aku pun tersenyum puas ketika melihat suamiku memasukkan botol susu itu ke mulut bayi perempuanku.

There are things known and there are things unknown, and in between are the doors of perception ~

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top
error: Alert: Konten Dilindingi !!