Misteri dan Konspirasi Kematian Rebecca Zahau

Misteri dan Konspirasi Kematian Rebecca Zahau
Misteri Dunia

Beberapa misteri terbesar terkadang muncul dari sumber yang tidak kita duga. Segalanya berjalan baik bagi Rebecca Zahau. Walaupun ia sempat mengalami masa-masa sulit setelah perceraiannya, namun tidak butuh waktu lama hingga ia akhirnya menemukan pasangan yang lebih tepat untuknya.

Ia mulai berkencan dengan seorang CEO hebat, bernama Jonah Shacknai, yang memiliki sebuah perusahaan bernama Medicis Pharmaceutical, dan menghabiskan waktu di rumah mewahnya yang berada di Coronado, California.

Pada 11 Juli 2011, ia berada di rumah Jonah, yang dikenal dengan nama Estate Spreckels, bersama dengan adik perempuannya Xena Zahau dan putra Jonah dari pernikahan sebelumnya yang berusia 6 tahun, Max.

Ketika itu Jonah keluar untuk pergi ke gym seperti biasanya. Rebecca yang saat itu berada di kamar mandi mendengar suara yang sangat keras dan memutuskan untuk memeriksanya. Dan mulai dari sinilah awal mula serangkaian peristiwa aneh dan kejahatan tak terpecahkan terjadi, hingga banyaknya teori konspirasi yang bermunculan.

Rebecca yang keluar untuk memeriksa suara keras yang ia dengar berakhir dengan temuan yang mengenaskan. Ia menemukan Max yang telungkup tak sadarkan diri dengan sebuah lampu gantung besar yang berada disampingnya.

Xena adik Rebecca segera memanggil ambulans untuk membawa Max ke rumah sakit. Nampaknya entah bagaimana, Max terjatuh dari bannister lantai dua dengan posisi telungkup yang akhirnya merusak tulang punggung dan wajahnya, dan dikhawatirkan kondisinya dalam keadaan kritis.

Akhirnya Jonah menghabiskan seluruh waktunya untuk menemani Max di rumah sakit, bersama dengan mantan istri sekaligus ibu kandung Max, Dina Romano. Sementara Rebecca, setelah mengatarkan adiknya ke bandara untuk kembali ke Missouri, ia tinggal di rumah saudara laki-laki Jonah, Adam Shacknai yang memang sedang berkunjung dari Tennessee.

Dan Adam lah yang akan menjadi saksi sebuah penemuan mengerikan, yang kemudian akan mendorong kasus ini masuk ke lubang misteri yang jauh lebih dalam.

Rebecca Zahau dan Jonah

Pada 13 Juli 2011, Adam sedang berjalan memasuki rumahnya melewati perkarangan depan, dan saat itulah ia terkejut dengan sesosok wanita telanjang yang tergantung di balkon rumahnya. Wanita tersebut, ternyata .. Rebecca Zahau.

Ia tewas dengan kondisi tergantung, tangan terikat kebelakang dan mulut yang disumbat dengan kaos lengan panjang berwarna biru. Polisi dipanggil ke tempat kejadian dan menemukan beberapa petunjuk kecil, seperti bekas rekatan di kakinya, cat berwarna hitam, sikat dan pisau di kamar Rebecca.

Dan yang teraneh dari semua penemuan tersebut adalah sebuah pesan tertulis di pintu kamar dengan huruf kapital yang mengatakan, “SHE SAVED HIM. CAN YOU SAVE HER,” -Dia menyelamatkannya, bisakah kau menyelamatkannya, ditulis dengan cat hitam yang ditemukan sebelumya.

Keluarga Rebecca mengatakan bahwa itu bukanlah tulisan tangannya. Dan yang menambah keanehan dalam kasus ini adalah karena Adam telah menurunkan tubuh Rebecca yang tergantung sebelum polisi tiba, sehingga TKP terlihat sedikit kacau.

Hasil autopsi juga mengatakan bahwa Rebecca menerima 4 trauma di kepalanya sebelum kematian. Melihat dari keadaan korban dan tulisan yang ditemukan di depan pintu, polisi mengkategorikan kasus ini ke dalam  tindak pembunuhan.

Namun masalahnya tidak ada orang yang dapat dijadikan tersangka. Jonah dan mantan istrinya memiliki alibi kuat karena mereka sedang berada di rumah sakit pada waktu kejadian, sedangkan dan yang tersisa hanyalah Adam.

Ia sendiri bersikeras bahwa ia sedang tidak berada di rumah utama saat itu, dan menghabiskan waktunya di rumah untuk tamu sepanjang pagi. Di sisi lain memang tidak ada sidik jari ataupun DNA selain milik Rebecca di kamarnya. Adam berpendapat, Rebecca mungkin bunuh diri karena merasa bersalah akibat kecelakaan yang dialami Max.

Catatan Misterius di Pintu Kamar Rebecca


Misteri Dunia: Makhluk Hitam Misterius Menakuti Masyarakat India


Pada tanggal 16 Juli, Max dinyatakan meninggal dunia karena kerusakan otak yang dialaminya ketika terjatuh, namun ada beberapa bukti menari yang kemudian muncul.

Meskipun kematian Max dikategorikan sebagai kecelakaan, namun ada seorang ahli trauma yang mengatakan bahwa cedera akibat terjatuh biasanya mengakibatkan serangan jantung dan pembengkakak otak. Namun apa yang dialami Max terlihat seperti seseorang yang mati karena dicekik.

Sementara itu, penyelidikan atas kematian Rebecca terus berlanjut, namun tanpa adanya bukti lebih jauh, pada tanggal 2 September diputuskan bahwa ia melakukan bunuh diri.

Keluarga Rebecca dan Jonah tentunya menolak keputusan tersebut, mereka menolak keras bahwa Rebecca memiliki kecendungan untuk bunuh diri. Selain itu, beberapa bukti yang ditemukan di TKP juga tidak sesuai dengan kasus orang yang bunuh diri.

Rebecca ditemukan dengan mulut yang disumbat dan tangannya diikat ke belakang sebelum digantung, bagaimana caranya ia melakukan semua itu sendiri? lalu bagaimana dengan trauma di kepalanya? dan bagaimana dengan tulisan di depan pintu kamarnya yang dikatakan bahwa itu bukanlah tulisan tangan Rebecca? bagaimana semua bukti-bukti tersebut bisa dianggap sebagai bunuh diri?

Menanggapi berbagai pertanyaan tersebut, kepolisian memberikan argumen satu demi satu dengan menunjukan bagaimana pelakubunuh diri dapat mengikat tangannya sendiri kebelakang untuk mencegah ia berubah pikiran pada detik-detik terakhir.

Trauma kepala kemungkinan akibat ia membenturkan kepalanya ke dinding karena depresi dan stress yang ia alami. sedangkan tulisan di pintu dikatakan sebagai kalimat asal dari seorang wanita yang sudah putus asa.

Seorang sersan bernama Derrick Levasseur mengatakan tulisan tersebut kemungkinan ia tulis untuk “berbicara” dengan Tuhan. Ia juga mengatakan bahwa sepertinya Rebecca tahu dengan apa yang akan ia lakukan, dan ia tau dengan siapa nantinya ia akan bertemu, dan itu bukanlah siapapun yang ada di dunia.

Pemeriksaan Tubuh Rebecca Zahau oleh para Ahli

Tentu saja banyak yang tidak percaya dengan pernyataan tersebut, terutama keluarga Rebecca. Mereka bahkan berusaha meminta kepada kepolisian untuk membuka kembali kasus kematian Rebecca namun ditola, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menyelidikinya sendiri, dan menemukan beberapa bukti yang menarik.

Mereka menyewa beberapa ahli dan detektif swasta untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut, dan bahkan mereka melakukan otopsi untuk kedua kalianya yang kali ini dilakukan oleh ahli patologi Dr. Cyril Wecht.

Otopsi kedua ini membawa mereka kepada fakta baru yang menunjukan bahwa adanya cedera leher akibat dicekik, serta beberapa bukti telah terjadinya pelecehan seksual yang dialami Rebecca sebelum kematiannya, serta tidak juga ditemukan prognosis bunuh diri. Dan semua itu tidak ada dalam laporan resmi otopsi kepolisian.

Dr. Cyril juga meragukan bahwa trauma kepala Rebecca diakibatkan benturan tembok. Menurutnya ini bukanlah gantung diti, melainkan pembunuhan. Pengacara yang disewa keluarga Rebecca, Anne Bremmer, dari Seattle juga mengatakan, “Ini akan menjadi kasus pertama dalam sejarah dunia bahwa ada wanita yang bunuh diri dengan cara seperti itu … Semua ini konyol.”

Hakim Menjadikan Adam Sebagai Tersangka

Pada akhirnya, pihak berwenang tetap bersikeras bahwa kasus tersebut adalah bunuh diri. Namun keluarga Rebecca tetap mengajukan gugatan kematian kepada Adam senilai $10juta di tahun 2013, dan persidangan sementara akhirnya memutuksan bahwa Adam-lah yang memang bertanggung jawab atas kematian Rebecca, dan ia didenda sebesar $5 Juta.

Tentu saja Adam menolak dengan tugas keputusan tersebut dan melawannya dengan argumen bahwa hal tersebut adalah kesalahan prosedural, juri dan hakim, dan berakhir pada dengan hasil sidan akhir yang tidak bisa diganggu-gugat dengan penyelesaian sebesar $600.000. 

Semua kasusnya akhirnya dihentikan dengan kondisi Adam Shacknai yang tidak didakwa dengan tuduhan apapun secara resmi, dan kematian Rebecca tetap dianggap bunuh diri, tidak peduli meskipun statement tersebut banyak yang menentang ataupun semua bukti mengarah ke kasus pembunuhan.

Lalu apa yang sebenarnya terjadi pada Rebecca Zahau? Jika ada kaitnnya dengan kematian Max Shacknai, apakah Adam lah yang membunuhnya? atau memang semuanya benar-benar murni bunuh diri? karena nampaknya pihak berwenang benar-benar ingin semua orang percaya akan hal tesebut. Ataukah ini kasus pembunuhan yang ditutup-tutupi? Jika iya, mengapa? 

Banyak petunjuk, bukti dan fakta yang tidak berada pada tempatnya, semuanya nampak tidak cocok satu sama lain. Dan sepertinya ini akan menjadi kasus kematian paling misterius yang masih akan dibahas sampai beberapa waktu ke depan.

There are things known and there are things unknown, and in between are the doors of perception ~

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top
error: Alert: Konten Dilindingi !!