Arimura seorang bocah kecil yang tinggal di sebuah desa di Jepang. Hidupnya berjalan dengan normal, tinggal di lingkungan yang normal, dan dikelilingi oleh orang-orang normal juga. Yang tidak normal hanyalah sebuah ruangan yang ada di rumahnya karena dilarang untuk dimasuki oleh semua orang termasuk anggota keluarga Arimura sendiri.
Namun, layaknya seorang bocah yang masih tinggi akan rasa ingin taunya. Semakin dilarang maka ia akan semakin penasaran dengan isi sebenarnya ruangan tersebut.
Suatu hari, seluruh anggota keluarga sedang pergi, meninggalkan Arimura dan Neneknya di rumah. Entah bagaimana, saat itu ternyata ruangan rahasia tersebut tidak terkunci, dan ia berhasil menyelinap ke dalam.
Ia terkejut dengan apa yang ditemukannya di dalam ruangan tersebut. sebuah tempat tidur. Ya, hanya itu, tidak ada sesuatu yang ganjil maupun menyeramkan. Bahkan untuk bocah kecil seperti Arimura, tidak ada hal yang perlu ditakuti untuk ruangan yang dikatakan sangat terlarang.
Arimura berpikir apakah orang tuanya hanya takut dia akan membuat kekacauan di ruangan yang tertata rapi ini dan sengaja menakuti-nakutinya. Padahal nyatanya ruangan itu cukup hangat karena sinar matahari yang masuk melalui celah-celah kecil di jendela.
Arimura berjalan ke kasur besar yang ada di tengah ruangan, merebahkan dirinya, dan tanpa sadar terlelap di sana hingga beberapa jam kemudian. Ia terbangun tanpa mengalami mimpi buruk atau semacamnya, dan ia juga sangat yakin bahwa tidak ada kejadian misterius yang terjadi selama ia tertidur.
Merasa kesal karena sudah dibohongi, ia berjalan meninggalkan ruangan, namun ia baru menyadari ada sebuah laci di pojok ruangan. Terdorong rasa penasaran, ia membuka laci tersebut yang ternyata berisi sebuah boneka kecil.
Setelah beberapa saat menatap boneka tersebut. Rasa takut luar biasa tiba-tiba menyergap Arimura. Ia langsung meletakan boneka itu kembali dan berlari ke luar ruangan rahasia tersebut.
Ketika bertemu dengan neneknya, Arimura mencoba bertanya mengenai ruangan itu. Neneknya menceritakan, bahwa ruangan tersebut adalah milik adik perempuan dari Ayahnya atau tantenya Arimura, Kasumi.
Sekitar 30 tahun yang lalu rumah yang ditinggalinya sekarang pernah direnovasi, dan tepat di bawah kamar Kasumi adalah tanah yang sudah “ternoda”. Sehingga semenjak Kasumi menempati kamar itu ia mulai mengalami hal – hal aneh.
Dimulai dari masalah tidurnya, mau seberapapun lelahnya Kasumi, ia selalu terbangun tepat jam 3 pagi tanpa alasan yang jelas. Lalu ketika ia bangun, lampu kamarnya akan menyala meskipun ia sudah mematikannya sebelum tidur.
Saat itu, ia berkata bahwa akan ada seorang gadis yang duduk di sisi ranjangnya. Namun meskipun ruangan kamar dalam keadaan terang, wajah gadis tersebut diselimuti “kegelapan”, tapi entah bagaimana Kasumi dapat merasakan bahwa gadis tersebut sedang tersenyum kepadanya.
Kejadian tersebut terus berlanjut hingga Kasumi tidak berani lagi tidur di kamar itu. Ia adalah orang yang sangat mandiri dan selalu tidak ingin merepotkan orang lain, namun kali ini ia sudah benar-benar tidak tahan sehingga ia menceritakan hal tersebut kepada ayahnya.
“Dasar anak aneh. Tidak heran jika sampai sekarang tak ada pria yang mau denganmu!” bentak ayahnya. “Jika kau bicara yang aneh-aneh lagi, silahkan kau cari sendiri tempat lain untuk hidup!”
2 Minggu setelah kejadian itu, ibu Kasumi -nenek Arimura teringat mengenai keluhan yang dialami putrinya. Kasumi yang sudah mulai berhenti membicarakan hal yang terjadi di dalam kamarnya, bahkan sudah mulai tersenyum seperti dulu, membuat sang ibu penasaran dan mencoba bertanya langsung kepada Kasumi.
“Tidak ada yang berubah, bu” jawab Kasumi dengan senyuman. “Aku hanya sudah terbiasa dengan mereka. Pada awalnya memang hanya ada satu, tapi sekarang sudah ada banyak dan mereka semua mengawasiku setiap malam!!!” lanjutnya dengan tawa yang memekakan telinga.
Saat itulah ibunya sadar bahwa sesuatu telah terjadi terhadap Kasumi.
CreepyPasta Indonesia: Ashatikane
Ruangan Kasumi berada di sebelah kamar kedua orang tuanya. Suatu malam ibunya mendegar suara aneh seperti suara cakaran dibalik dinding yang membuat ngilu siapapun yang mendengarnya. Untuk meyakinkan dirinya, ia bergegas menuju ke kamar Kasumi dan apa yang dilihatnya membuatnya sangat terkejut.
Tatami yang digunakan Kasumi sudah terbelah dua, dan ia terlihat sedang menggali sebuah lubang di tanah kamarnya dengan tangan kosong. “Apa yang sedang kau lakukan?!” teriak ibu kasumi dengan histeris. Kasumi hanya membalas dengan senyuman lalu kembali melakukan kegiatan menggalinya hingga ia menemukan sesuatu di sana.
“Ah.. ini dia.” dia berbicara pada dirinya sendiri. Di tangannya terlihat sebuah boneka kecil yang sangat bersih, bahkan mungkin tidak akan ada yang percaya jika boneka itu baru saja di gali dari dalam tanah jika tidak melihatnya langsung.
Dengan senyumannya, Kasumi menyerahkan boneka tersebut kepada ibunya, ia kemudian berjalan ke pojok kamar dan langsung membenturkan kepalanya berulang kali.
“Kasumi, apa yang terjadi denganmu!?” ibunya berlari mendekati Kasumi dan mencoba untuk menenangkannya. Tapi percuma, Kasumi sudah tidak dapat dihentikan.
“Ibu benar .. Apa yang sedang aku lakukan? Aku tidak tau. AkutidaktauAkutidaktauAkutidaktau!!!” teriak Kasumi yang mulai kehilangan kewarasannya.
Saat itulah pertama kalinya ibu Kasumi mendengar suara anaknya yang tercampur dengan puluhan suara anak kecil. Setelah itu Kasumi terus membenturkan kepalanya ke dinding hingga akhirnya dia jatuh pingsan dengan kondisi yang mengenaskan.
Orang tua Kasumi langsung memanggil ambulans, saat tiba di rumah sakit, sang dokter yang menangani Kasumi berkata, “Apakah putri anda benar-benar melakukan semua itu pada dirinya sendiri? Kerusakan sefatal ini sangat mustahil untuk dilakukan dengan cara yang kau ceritakan”.
Sang dokter mengatakan bahwa Kasumi sudah mengalami kondisi yang fatal, Tengkoraknya hancur, batang dan jaringan otaknya mengalami kerusakan yang sama seperti ditabrak sebuahh truk dengan kecepatan tinggi. Tidak beberapa lama Kasumi-pun meninggal dunia.
Kedua orang tuanya yang merasa bersalah karena telah membiarkan putrinya tewas mencoba mencari tau apa yang sebenarnya terjadi, mereka memanggil soerang biksu di kuil untuk datang dan melihat rumah mereka.
Ketika sang biksu datang ke rumah Kasumi, ia langsung muntah bahkan sebelum memasuki pintu depan. Biksu tersebut menjelaskan bahwa tanah di salah satu ruangan adalah bekas tempat keramat yang digunakan untuk melakukan aborsi anak.
Semua janin dan calon bayi hasil aborsi di tumpuk dan dikuburkan di bawah tanah tersebut, dan ruangan tersebut adalah kamar Kasumi. Karena itu banyak roh-roh yang berkumpul di sana.
“Tutup ruangan itu, dan jangan biarkan siapapun memasukinya!” ucap sang biksu
“Bagaimana dengan boneka ini?” tanya ibu Kasumi
“Aku tidak mau berurusan dengan benda itu” jawab sang biksu dengan halus. “Aku juga tidak akan melakukan upacara pengusiran hantu, karena hal itu bisa saja membuat semuanya menjadi lebih buruk. buang atau bakar saja boneka itu” lanjutnya
Ibu Kasumi menuruti nasihat sang biksu. Ia mencoba membuangnya dan juga membakarnya, naumn boneka itu selalu kembali bahkan tanpa lecet sedikitpun. Akhirnya ibu Kasumi menyerah, ia pun menguburkan kembali boneka tersebut di tanah tempat Kasumi menemukannya, dan menutup kamar itu selamanya.
Ia menjelaskan pada Arimura kalau kejadian itu terlalu menyedihkan untuk dikenang, dan dia tidak mau membuat Arimura memikirkan hal semacam itu.
“Aku tidak tahu apakah mengubur boneka itu adalah hal yang tepat, tapi hal itu sudah berakhir,” katanya. “Kita semua aman, selama boneka itu tetap berada disana.”
Arimura memalingkan wajahnya dari neneknya.
‘Boneka itu sudah keluar ..” dia berbisik pada dirinya sendiri.