Masa kecil-ku sangat luar biasa, Orang tuaku adalah ahli bedah, dan itu membuatku hidup dengan berkecukupan. Musim panas aku habiskan di pantai dan kapal pesiar mewah, sedangkan musim dingin aku menghabiskan waktu dengan bermain ski.
Aku tumbuh menjadi pemain sepak bola yang hebat. Bahkan, sepak bola sudah menjadi hidupku. Aku juga menerima beasiswa untuk masuk ke universitas jurusan atletik. Sebenarnya orang tuaku sangat menginginkan aku untuk mengikuti jejak mereka, tapi aku ingin memilih jalan lain. Aku ingin menjadi atlet dan menguji kemampuanku di bidang olahraga.
Namun, suatu hari aku ditimpa nasib sial, kakiku cedera dan hampir melenyapkan semua impianku. Aku mendapatkan luka yang cukup dalam pada kaki kananku ketika pertandingan sepak bola mewakili sekolahku.
Hal tersebut sangat mengerikan, dan aku terpaksa mengistirahatkan diri selama tiga minggu. Untungnya dokter berkata bahwa aku masih dapat pulih sepenuhnya dan melanjutkan hobi berolahragaku.
Meskipun aku tidak banyak beraktifitas, namun sepertinya proses penyembuhan kakiku membuat tubuhku cepat lelah. Aku biasa beranjak tidur setelah makan malam, dan akan terbangun esok siang.
Akhir-akhir ini aku juga sering bermimpi ada seekor anjing yang menggerogoti lukaku. Entah itu menjadi sebuah sugesti atau bagaimana, tapi lukaku tak kunjung sembuh, padahal ini sudah lebih dari sebulan. Aku bahkan masih kesulitan untuk berjalan.
Orang tuaku sudah membawaku ke dokter-dokter terbaik yang mereka kenal. Sudah banyak juga diagnosa yang diberikan, tetapi tak ada yang bisa menjelaskan mengapa lukaku tak kunjung sembuh. Padahal mereka bilang tidak ada infeksi pada lukaku, dan tubuhku juga dalam kondisi prima.
Awalnya aku sangat percaya diri bahwa luka ini akan sembuh sepenuhnya dengan cepat, tapi sekarang setiap harinya aku malah menjadi semakin takut memikirkannya. Kadang kala ketika aku bangun, aku melihat lukaku sedikit berbeda dari malam sebelumnya, tapi mungkin itu hanya perasaanku saja.
Suatu malam kedua orang tuaku pergi untuk menghadiri sebuah acara. Aku sendirian dirumah, tapi ibuku sudah membuatkau steak dan salad untuk makan malamku, ditambah dengan segelas susu seperti biasanya.
Namun malam itu aku sedang tidak bernafsu makan, karena tidak ingin menyinggung perasaan ibuku, aku membuang makanannya ke dasar tong sampah dan menutupnya dengan sampah lainnya, lalu menuang susunya ke wastafel.
Hingga di tengah malam aku tiba-tiba terbangun dari tidurku karena rasa terbakar di kaki kananku. Aku langsung tersentak dan melihat ayahku yang ternyata berdiri disamping tempat tidur. Ia memegang sebuah pisau bedah, dan sedang mengorek-ngorek luka kakiku.
ia langsung menatapku dan berkata..
“Malam ini kau tidak meminum susu yang dibuatkan ibu ya?”
Di hatiku juga ada luka yang tak mau sembuh 🙁 #literally