“Pak! Coba jelaskan pada kami apa yang terjadi?”
“Aku menekannya. Aku tak bermaksud menekannya, namun aku melakukannya.”
“Maaf, saya tidak mengerti. Menekan apa?”
”Tombolnya. Tombol yang ada di tengah.”
“Tombol tengah dari apa?”
“Alat pembukanya. Aku tak sengaja menekannya, jariku terpeleset.”
“Jadi begitu. Apa yang terjadi setelah anda menekan tombol itu?”
“Awalnya tidak terjadi apa-apa …”
“Maaf Pak, bisa tolong jelaskan maksud Anda dengan ‘awalnya’ ?”
“Maksudku, aku tak melihat terjadi sesuatu.”
“Namun Anda tahu bahwa telah terjadi sesuatu?”
“Aku merasakannya.”
“Anda merasakannya?”
“Ya.”
“Merasakan apa?”
“Rasa takut.”
“Kenapa?”
“Karena aku tak pernah menekan tombol tengah sebelumnya. Aku tak tahu apa fungsi tombol tengah itu.”
“Dan itu membuat Anda takut?”
“Ya, itu membuatku sangat ketakutan! Siapa tahu apa yang akan terjadi?”
“Saya mengerti. Jadi setelah Anda merasakan rasa takut ini, apa yang terjadi?”
“Pikiran irasional. Akan ada akibat yang muncul karena aku menekan tombol tengah itu.”
“Bisa Anda ceritakan seperti apakah pikiran irasional tersebut?”
“Umm, yah. Aku cemas bahwa tombol itu akan membuka pintu dan seseorang akan lewat lalu masuk melalui pintu ke dalam rumahku. Lalu ia akan mencuri dan mengambil apapun yang mereka inginkan. Lalu mereka akan diserang oleh penjagaku dan akan membunuhnya untuk mempertahankan diri.”
“Baik, tidak begitu jelas, namun saya mengerti. Setelah pikiran irasional itu muncul di dalam kepala Anda, apa yang Anda lakukan berikutnya?”
“Aku memutar balik. Aku harus kembali untuk memeriksanya. Aku harus memastikan apa yang tombol tengah itu lakukan.”
“Apa yang terjadi ketika Anda memutar balik?”
“Pikiranku sedang kacau balau saat itu. Otakku dipenuhi rasa cemas dan rasa takut sehingga aku tak memperhatikan sekelilingku saat memutar balik. Yang kupikirkan hanyalah konsekuensi mengerikan yang timbul akibat menekan tombol tengah itu. Aku tidak fokus dalam mengemudi dan berbalik mendadak. Aku tak berniat untuk menabrak wanita tersebut. Aku tak ingin dia mati. Namun aku harus kembali!”
“Apa yang terjadi setelah kecelakaan itu?”
“Aku lari.”
“Anda meninggalkan TKP?”
“Well, tidak. Sebenarnya aku berlari pulang. Aku harus memastikannya.”
“Pak, Anda sadar … walau yang terjadi adalah kecelakaan, namun meninggalkan TKP adalah kejahatan dan bisa dihukum serius?”
“Aku tahu! Aku tahu! KAU PIKIR AKU TIDAK TAHU HAL ITU? AKU TAK INGIN MENINGGALKANNYA UNTUK MATI DI SANA, NAMUN AKU TAK PUNYA PILIHAN LAIN! AKU HARUS TAHU!”
“Pak, turunkan nada bicara Anda! Apa yang terjadi ketika Anda akhirnya sampai ke rumah?”
“Aku menemukannya dalam keadaan tertutup.”
“Apanya yang tertutup?”
“Pintunya. Pintu garasi! Garasiku tidak pernah membuka. Tombol itu tidak berfungsi apapun!”