Dark Riddles: Petugas Forensik

Petugas Forensik adalah teka teki seram tentang seorang pria yang harus mengurusi otopsi dua korban pembunuhan

•••

Aku adalah seorang petugas forensik yang kebetulan ditugaskan di kota kecil ini, dimana angka kriminalitasnya tidak begitu tinggi, sehingga membuatku lebih banyak menganggur.

Malam ini aku terpaksa tidur sedikit larut, karena ada beberapa berkas yang harus kuselesaikan. Di tengah pekerjaanku, tiba-tiba kudengar pintu rumahku diketuk, sambil kulirik jam dinding, aku beranjak ke arah pintu.

“Mau apa sih orang datang jam 12 malam begini!” gerutuku.

Setelah kutemui, ternyata dia hanya seorang pemuda yang tersesat dan ingin menanyakan alamat.

Aku kembali ke ruang kerjaku, segera menyelesaikan semua laporan dan beranjak tidur.

Di pagi hari, aku dibangunkan oleh dering ponselku, yang setelah kuangkat ternyata adalah panggilan dari kantor.

Ada kasus pembunuhan yang terjadi rupanya. Dengan setengah mengantuk, aku segera bersiap-siap dan berangkat ke lokasi kejadian.

Setibanya aku di TKP, sudah terlihat beberapa petugas kepolisian yang berjaga, rekan-rekan sesama anggota tim forensik juga sudah terlihat sibuk. Berdasarkan laporan saksi mata pembunuhan terjadi pukul 22.00 semalam.

Di sudut TKP aku melihat seorang petugas yang sepertinya agak kesal saat bertanya dengan saksi mata, aku mendengar pertanyaan seperti “Mengapa anda tidak langsung melapor” dan semacamnya.

Setelah selesai mengamati TKP dan para korban, aku bersama timku segera menuju lab forensik untuk mengotopsi dua korban pembunuhan ini. Kondisi fisik korban pertama tidak terlalu parah, hanya beberapa lebam dan 3-4 bekas tusukan di perut.

Sedangkan kondisi korban kedua jauh lebih mengerikan, kedua matanya ditusuk, jari-jemari kaki kirinya hancur, dan ada luka bakar serius di alat kelaminnya.

Aku pun segera melakukan tugasku seorang diri, rekan petugas otopsiku sedang sarapan, yang menurutku adalah sebuah kebiasaan aneh. Bagaimana seseorang bisa makan terlebih dahulu sebelum mengotopsi?

Kemudian, hal yang pertama aku lakukan adalah mengeluarkan organ dalam tubuh dari korban untuk diteliti, mengupas beberapa lapisan kulit untuk mengurai teka-teki pembunuhan ini.

Sambil mengerjakan otopsi pada korban pertama, aku melihat wajah korban kedua. Selain matanya, sebenarnya luka di wajahnya tidak terlalu parah.

Tapi, tunggu! Aku merasa mengenali pemuda ini, sesaat aku terhenti, mencoba mengingat lagi siapa dia.

Oh, aku ingat! pemuda ini kan yang semalam bertanya alamat padaku.

Malang sekali nasibnya.