Sebelumnya di Kotak Mainan Iblis Part 3:
Salah satu pria itu mendesis pada kami. Namun ada lebih banyak suara gemerisik dari luar yang kemudian berujung pada suara goresan di ruang tamu. Darlene memandang ke jendela tersebut dan dia berkata, “Kamu membuat mereka gusar malam ini. Berapa lama kalian berdua di luar sana?”
Sebelum aku bisa menjawab, lengan kotor dengan jari yang sangat panjang mengulurkan tangan dan menarikku ke bawah melalui pintu bawah tanah itu.
… Aku terbangun dan berteriak. Aku menyedariku ternyata sedang duduk di luar wahana Kotak Mainan dan Jason duduk di sebelahku. Dia menatapku dan berkata, “Kamu baik-baik saja?”
“Ya… mimpi buruk. Maaf.” Aku masih terhuyung-huyung dari mimpi buruk-dalam-mimpi buruk saat aku melihat sekeliling.
Sesuatu terasa aneh. “Dimana para gadis?”
“Gadis apa?” tanyanya
“Gadis-gadis itu… Salah satunya adalah pacarmu, Gretchen.” jawabku setengah bingung
“Bung, Gretchen putus denganku sejak sebulan yang lalu. Ingat? Atau apakah ini sesuatu yang kau lakukan untuk ceritamu? ”
“Untuk apa-ku?” tanyaku semakin bingung
“Ceritamu, yang akan kau tulis tentang ini semua. Kau memalsukan detailnya, yang mungkin seharusnya kaulakukan. Kau akan membuat alasan palsu kenapa kita ada disini juga? Beberapa gadis dalam kesusahan yang membutuhkanku untuk menyelidiki wahana Halloween sialan yang terlantar ini? Itu jelas jauh lebih baik daripada mengatakan temanmu yang depresi memintamu mengemudi tiga jam untuk melihat gubuk kumuh di tengah malam di mana tidak ada apa pun yang terjadi dan kemudian temanmu itu menembak dirinya sendiri. “
“HAH???” sekarang aku benar-benar tidak mengerti apa yang Jason katakan.
Jason memasukkan laras pistol ke dalam mulutnya dan menarik pelatuknya. Aku duduk cukup dekat sehingga tembakan itu membuatku tuli untuk sementara. Aku berdiri dan perlahan mundur, tatapanku tertuju pada banjir darah dan jeroan yang pernah menjadi kepala temanku beberapa saat yang lalu.
Kepalaku sendiri berdenging seperti lonceng gereja terkutuk dengan pistol kaliber besar yang ditembakkan di sebelahnya. Aku segera berbalik dan memaksakan diri untuk berjalan agar dapat pergi secepatnya dari sana.
Ketika aku mulai berlari ke arah pintu masuk, aku menyempatkan diri untuk menoleh ke balakang sekali lagi untuk memberikan pandangan perpisahan kepada temanku yang baru saja menembak kepalanya sendiri.. namun langkahku terhenti ketika aku melihat bahwa dia tidak ada di sana.
Darah dan otak Jason masih berceceran di bagian depan wahana Kotak Mainan, tetapi kursi lipat tempat dia duduk kosong. Mataku moncoba mencari-cari kemana tubuh tanpa kepala itu, hingga aku menyadari ia berada di wahana senapan air Exorcist.
Tubuhku terasa membeku ketika melihatnya, berpikir bagaimana mungkin tubuh Jason menjadi seperti zombie, zombie yang bisa hidup tanpa kepala! Aku terdiam beberapa menit melihatnya dan menunggu tubuh itu bergerak, namun sepertinya itu tidak akan terjadi.
Aku tidak melihatnya berjalan, aku hanya melihat tubuhnya itu telah berpindah tempat, yang berarti seseorang atau sesuatu di dalam kegelapan sana memindahkan mayat seberat 160 pon tersebut dan mencoba untuk mengerjaiku. Saat itulah aku langsung berlari.
Aku sampai di mobilku, dan langsung mengendarainya di tengah jalan tanah tanpa aspal, berusaha untuk segera kembali ke jalan raya, hingga tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang terjatuh dari bagian bawah mobilku.
Aku segera menepi dan melihat keluar, dan saat itulah aku menyadari bahwa yang sekali lagi kulihat adalah tubuh Jason yang sudah hancur. Memindahkan mayat seorang pria dalam hitungan menit memang menakjubkan, tetapi memindahkannya kemudian memasukannya ke bagaian bawah mobil pada saat aku berlari ke sana? itu adalah sesuatu yang gila.
Aku benar-benar tidak suka memikirkan bagian ini karena sebenarnya agak menyedihkan. Kehidupan Nyata Jason SUDAH benar-benar tertekan karena putus dengan Gretchen dan kurasa seharusnya aku sudah bisa menebaknya, tapi ternyata tidak.
Jadi aku pulang ke rumah dan mulai menulis semuanya, seperti yang Jason tahu akan kulakukan. Aku sampai sejauh ini ketika aku diganggu oleh ketukan di pintu apartemenku. Aku membuka pintu dan melihat ada catatan yang ditempel di luar.
ADA PAKET UNTUK ANDA DI LOBI
Saat itu sekitar jam 11 malam dan aku cukup yakin manajemen di apartemenku sudah lama pulang ke rumah, tetapi saya tetap menuju lobi karena penasaran. Aku mulai menuruni tangga menuju lantai pertama dan melihat tubuh Jason yang termutilasi bersandar pada mesin minuman. Entah bagaimana, mereka telah menemukanku.
Aku berlari kembali ke atas, seperti melihat semuanya dalam gerakan lambat saat aku berlari masuk ke apartemenku dan mengunci pintu. Sesaat kemudian, kenop pintu bergetar saat seseorang mencoba memutarnya dari luar. Aku perlahan mundur dari pintu ketika sesuatu yang besar menabraknya….
… dan ternyata, “itu” bukanlah pintu depan apartemenku, melainkan dinding bagian dalam Kotak Mainan yang tiba-tiba tertekuk ke dalam dan memperlihatkan sepasang lampu depan yang familiar.
Jason menabrakan mobilku ke sisi wahana kotak mainan!
Aku menghabiskan 25 detik di dalam wahana Kotak Mainan Iblis. Dan itulah waktu yang dibutuhkan Jason untuk menabrakkan mobilku ke sana. Untungnya, mobilku masih bisa dikendarai dan kami segera pergi dari sana.
Aku menurunkan Erin di rumahnya dan meminta maaf, menjelaskan bahwa tidak ada lagi yang bisa kulakukan. Sejujurnya, aku tidak tahu apa yang dia harapkan dariku. Ini bukanlah hal Supernatural. Jika pacarmu hilang, panggil polisi.
Aku langsung pulang. Apakah aku merasa tidak enak karena tidak dapat membantunya? Tentu, tapi apa untungnya? kami menghancurkan Kotak Mainan Iblis dan mungkin menyelamatkan banyak generasi anak-anak bodoh dari kesalahan yang sama seperti pacar Erin.
Kabar buruknya adalah, semua kejadian tersebut membuatku takut seumur hidup. Bahkan ketika aku duduk di sini beberapa hari kemudian, menuliskan semua cerita ini untuk kedua kalinya. Aku masih khawatir semuanya belum berakhir.
Aku khawatir ketika aku bangun besok, aku akan berada di depan kotak terkutuk itu.