Jason. Ia adalah sahabat baikku, sejak kecil kami sudah berteman, bahkan berangkat sekolah dan bermainpun kami selalu bersama .
Hingga suatu hari, tiba-tiba Jason tidak masuk sekolah dalam jangka waktu yang cukup lama. Selama berminggu-minggu aku tidak melihatnya. Kabar yang aku dengar ia sedang menderita gangguan saraf.
Suatu malam, orang tuaku sedang pergi keluar. Aku sendirian di rumah, dan tiba-tiba mendengar suara ketukan di pintu depan. Aku membuka pintu dan ternyata Jason sedang berdiri di baliknya.
Dia terlihat aneh, matanya merah dan tampak seperti orang yang kelelahan. Selain itu sikapnya juga mencurigakan, ia tidak henti-henti melihat ke sekelilingnya. Ia seperti orang yang sedang ketakutan.
“Ada yang ingin kuberitahukan padamu” ucapnya.
Aku segera mengajaknya masuk dan menutup pintu. Aku menyuruhnya untuk duduk di sofa sementara aku membuatkannya secangkir coklat panas.
Ia tampak sangat gelisah, tubuhnya menggigil dan gemetar. “Hei, ada apa denganmu? Apa kau baik-baik saja?” tanyaku.
“Tidak! Orang tuaku menganggapku gila, semua orang menganggapku gila, bahkan terkadang aku menganggap diriku sendiri gila!” jawabnya dengan nada tinggi.
“Eum.. lalu apakah benar kau gila?” tanyaku kembali
Ia tertawa sinis “Lihatlah ke luar jendela” katanya.
“Ada apa?” tanyaku bingung
“Coba lihat sja, dan katakan padaku apa yang kau lihat” jawabnya.
Aku mencoba menurutinya dan melihat keluar jendela.
“Apa yang kau lihat?” tanyanya.
“Terlihat beberapa rumah .. beberapa mobil .. dan emm.. lampu jalan ..”
CreepyPasta Indonesia: Kamera Antik
“Nah, Tepat!” teriaknya “lalu apakah kau melihat sesuatu yang aneh?”
“Hah? Uh .. Tidak ada yang aneh menurutku,” jawabku.
“Lihat baik-baik lampu jalan itu.” ucapnya. “Lampu-lampu jalan itu seharusnya menyala, tapi seperti yang kau lihat sendiri, semuanya mati! Bagaimana mungkin semua lampu jalannya mati secara bersamaan? Menurutumu siapa yang melakukan itu semua?”
“A.. aku tidak tahu,” jawabku bingung. “Menurutmu siapa?”
Jason menunduk dan berbisik di telingaku, “The Thin Man“.
“Hah? Apa maksudmu?” tanyaku yang semakin bingung.
“Sebelumnya aku sudah mendengar rumor tentang makhluk itu” ucap Jason “Tapi kau tahu, siapapun yang mendengarnya pasti mengira itu hanya sebuah cerita semacam legenda urban saja. Namun, ternyata dia benar-benar nyata!”
“Dikatakan ia membenci cahaya lampu-lampu jalan. Ia terlihat seperti seroang pria normal, setidaknya begitulah pada awalnya. Hingga ia mulai melipat-lipat tubuhnya menjadi benar-benar tinggi dan hmm.. tipis, ia juga berpakaian serba abu persis seperti lampu jalan! Ia akan menyamar menjadi salah satunya atau bahkan bersembunyi di balik salah satu lampu itu. Jika malam tiba dan semua lampu jalan mati, aku yakiin kau bahkan tidak akan tahu dia ada di sana!” jelas Jason
“Bagaimana kau tahu semua itu?” Tanyaku.
“Karena a.. aku sudah melihatnya,” jawabmya.
“Hah? Kapan?” tanyaku lagi.
“Beberapa minggu yang lalu. Saat itu aku sedang bermain bola di sekitar taman dan bodohnya aku tidak sengaja menendang bola ke arah semak-semak. Aku langsung berlari mengambilnya, dan saat itulah aku melihatnya. Awalnya aku mengira dia hanya seorang pria yang sedang berjalan-jalan. Namun tingkahnya mulai aneh. Ia mulai melihat-lihat ke sekitar, saat menurutnya tidak ada siapapun di sana, ia mulai … melipat dirinya.
Perlahan-lahan bentuknya berubah secara mengerikan, ia menjadi makhluk yang sangat tinggi dan kurus, dan kemudian berjalan di balik setiap lampu jalan. Aku mendengar bunya “klik” lalu salah satu lampu jalan tersebut mati, lalu aku mendengar suara “klik, klik, klik” berikutnya hingga semua lampu jalan di sana mati.
Ketika semua lampu jalan itu mati, saat itulah aku baru tersadar bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Aku ingin melarikan diri, namun secara tidak sengaja mata kami bertemu. Aku sangat ketakutan dan langsung berlari menjauh tanpa melihat ke belakang.
Setibanya di rumah, aku mengunci semua pintu. dan aku jadi takut untuk meninggalkan rumah. Kemudian aku menyadari bahwa makhluk itu hanya muncul pada malam hari. Jadi saat siang hari kemungkinan aku akan aman.
Tak ada yang percaya pada ceritaku ini. Orang tuaku bahkan membawaku ke psikiater, yang bahkan psikiater itu juga tidak percaya padaku. Sekarang hanya kau lah satunya-satunya harapanku.”
“Baiklah, Tenang saja,” kataku. berusaha menghiburnya. “Aku mempercayaimu.”
“Kau bohong” bantahnya kecewa. “Terlihat dari wajahmu. Aku tidak peduli kau akan percaya padaku atau tidak, tapi setidaknya aku sudah memperingatkanmu mengenai makhluk itu. Bagaimanapun kau tetap sahabat terbaikku. “
Setelah itu ia pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal. Aku hanya bisa melihatnya dari belakang. Ia tetap terlihat tidak tenang, ia berjalan sambil melihat sekitar memastikan dirinya aman hingga akhirnya ia menghilang dari pandanganku di kejauhan.
Aku merasa aangat sedih, jujur aku sangat sulit mempercayai apa yang ia katakan, aku merasa sahabatku benar-benar sudah kehilangan akal sehatnya.
Namun ternyata aku salah, begitu juga semua orang yang tidak mempercayai ucapan sahabatku itu, karena keesokan harinya, Jason ditemukan tewas secara mengenaskan.
Tubuhnya .. terlipat, tidak ada darah yang tersisa dan semua organ tubuhnya menghilang, setiap inci tulangnya patah. Tubuhnya benar-benar terlipat menjadi bulatan kecil. Polisi bahkan tidak mengetahui bahwa ia adalah seorang manusia pada awalnya. hingga akhirnya mereka berhasil menemukan bagian wajah Jason.
Sejak kejadian mengenaskan tersebut, aku tidak dapat berhenti memikirkan semua perkataan gila Jason mengenai The Thin Man. Aku tidak bisa tidur, aku lelah dan mataku mulai memerah. Aku merasa tidak aman setiap hari, dan selalu melihat ke belakang dimanapun aku berada.
Pagi ini, ketika aku berkunjung ke rumah pamanku, aku mencoba menghitung jumlah lampu di jalan. Ketika malam saat aku pulang, aku coba menghitungnya lagi.
Entah bagaimana lampu jalannya … bertambah satu.