Sudah Cukup Umur

Sudah Cukup Umur

Aku selalu bingung tentang apa yang ayahku lakukan di ruang bawah tanah. Ketika aku tanyakan, jawabannya selalu sama “Akan kutunjukkan saat kau sudah cukup umur

Aku membayangkan, mungkin cukup umur untuk menyetir mobil, jadi aku bisa membantu membuang mayat di hutan, atau cukup umur untuk minum bir, jadi aku bisa mencari korban-korban berikutnya di bar, atau mungkin cukup umur untuk memiliki pistol, jadi aku bisa lebih cepat dan efisien menyiksa korban berikutnya.

Ya, aku tidak tahu cukup umur untuk apa, tapi yang kutahu Ayahku adalah seorang Pembunuh Berantai. Keahliannya cukup hebat. Dia bisa menyembunyikannya sangat baik hingga tidak diketahui oleh dunia luar. Tapi, jujur saja, aku sudah mengetahui rahasianya ini sejak lama.

Ketika aku berumur 14 tahun, aku pernah melihat Ayahku menyeret sebuah terpal keluar rumah saat tengah malam. Tak jarang ada noda darah di pakaiannya, sering terdengar juga suara jeritan dari bawah tanah, dan satu hal yang pasti, wanita-wanita yang Ayahku ajak ke rumah, tidak pernah keluar lagi. Tidak susah bukan menarik kesimpulan dari fakta-fakta tersebut…

Ayahku berusaha menyembunyikan “Karya”nya dengan baik di hadapanku. Padahal, aku sendiri tidak merasa takut mengetahui hal itu, Aku malah membayangkan suatu hari nanti aku akan ikut bersenang-senang bersama Ayahku. Aku bahkan akan meneruskan karyanya ini jika ia sudah tiada. Ini akan menjadi Warisanku!

Akhirnya aku berumur 18 tahun. Ayahku memutuskan untuk memberitahukan semuanya kepadaku, dan mulai mengajakku untuk ikut dalam “Pekerjaan”nya ini. Ia juga bercerita bahwa sifat buas-nya ini sudah menjadi panggilannya sejak kecil. Namun, sifatnya tersebut tertanam sangat dalam di dalam dirinya ketika menikahi ibuku.

Dan ketika ibuku meninggal, sifat itu mulai muncul ke permukaan. Hingga sekarang ia bahkan sudah membunuh puluhan wanita cantik yang mirip dengan ibuku, dan dia menyebutnya sebagai “Olahraga”.

“Winchester. Aku ingin kau meneruskan warisanku kelak” ucapnya dengan serius.

Akupun sangat senang mendengarnya.

Sudah Cukup Umur Untuk Turun ke Basement

Kami berdua turun ke ruang bawah tanah yang selama ini membuatku penasaran dengan apa yang ada didalamnya. Tapi ternyata ruangan ini tak se-menakutkan yang aku kira, ada beberapa rantai, pemotong daging, senjata tajam dengan berbagai jenis, dan beberapa organ tubuh yang diawetkan.

Selama beberapa jam aku menghabiskan waktu untuk melihat satu-persatu “Instrumen” penyiksaan tersebut. Dengan memegangnya secara langsung, aku bisa merasakan beban yang sangat berat, semua nyawa yang diambil dan semua penderitaan yang “mereka” timbulkan.

“Ini semua sangat luar biasa Ayah!” aku tersenyum. “Kau tahu… sebenarnya kau tak perlu menunggu sampai selama ini untuk memberitahukan semua rahasiamu”

“Kau benar nak” jawabku ayahku dengan seringai di wajah-nya. “Tapi seperti yang aku katakan sebelumnya, aku memang baru membutuhkanmu saat kau cukup sudah umur”

“Cukup umur untuk apa?” jawabku bingung.

Ayahku tersenyum.

 

“Cukup umur untuk hukuman mati.” jawabnya, disertai dengan suara sirine dari kejauhan yang terdengar mulai mendekat.

 

There are things known and there are things unknown, and in between are the doors of perception ~

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top
error: Alert: Konten Dilindingi !!