Rumah Beratap Biru, seperti yang biasa disebut masyarakat sekitar, dapat ditemukan di kota Iwamizawa, kira-kira 40 kilometer di sebelah barat Kota Sapporo di Hokkaido. Seperti namanya, rumah ini menonjol karena atapnya yang berwarna biru muda, hingga hari ini kamu masih dapat mengunjunginya atau lebih tepatnya melihat apa yang tersisa di sana.
Rumah itu dibangun sekitar awal 1980-an, dengan catatan keberadaannya sejak tahun 1984. Terletak tepat di seberang Pemakaman Midorigaoka, sebuah situs seluas 50 hektar yang dibuka pada tahun 1943 dan saat ini menjadi rumah bagi puluhan ribu jasad manusia, baik dikubur maupun dikremasi.
Tidak jelas kapan tepatnya rumah itu ditinggalkan, tetapi pada tahun 2005 desas-desus mulai menyebar secara online bahwa rumah itu berhantu, jadi orang terakhir yang tinggal di dalamnya kemungkinan paling lambat pergi di awal tahun 2000-an.
Misteri Rumah Beratap Biru
Orang-orang mengklaim kamu dapat mengambil foto orbs di sekitar rumah tersebut, dan kadang-kadang kamu dapat melihat seseorang menatap dari jendela di lantai dua. Lantai bawah sekarang seluruhnya ditutup, seperti sebagian besar jendela yang ada di lantai dua, tetapi masih ada beberapa yang terbuka.
Salah satu cerita paling umum tentang Rumah Beratap Biru adalah bahwa rumah itu dibangun oleh seorang sopir taksi pada awal 1980-an. Pria itu pindah bersama istri dan anaknya yang masih kecil, tetapi tak lama kemudian istrinya mulai berselingkuh.
Sang istri kemudian lebih memilih selingkuhannya lalu memutuskan untuk bercerai dengan suaminya dan pindah dari rumah itu serta membawa anak mereka. Sopir taksi itu, benar-benar putus asa, hingga dia melakukan bunuh diri di kamar mandi.
Setelah itu, real estate mencoba menjual rumah tersebut, tetapi karena itu adalah “properti yang distigmatisasi” (properti di mana seseorang telah meninggal di lokasi), mereka kesulitan menemukan peminat. Tidak ada yang menginginkan properti yang distigmatisasi, tidak peduli seberapa murah itu.
Pada akhirnya, real estat terus menurunkan harga ke titik terendah sehingga mereka dapat menemukan sekelompok mahasiswa yang ingin menyewanya.
Para siswa itu pindah ke sana, tetapi hanya beberapa bulan kemudian, salah satu dari mereka bunuh diri di kamar mandi, seperti yang dilakukan sang sopir taksi. Setelah itu, seorang pendeta Shinto diundang untuk membersihkan rumah dari energi jahat yang menyelimutinya, tetapi tampaknya tidak berpengaruh. .
Desas-desus mengatakan bahwa sebuah perusahaan kemudian membeli rumah itu untuk digunakan sebagai salah satu rukan dan seorang pekerja asing pindah ke sana, tetapi sekali lagi, tidak lama kemudian orang ini pindah dan sejak saat itu Rumah Beratap Biru benar-benar ditinggalkan.
Semua rumor ini, tentu saja, mungkin hanya mitos belaka, tetapi tidak ada tempat hantu yang mengerikan tanpa sekilas cerita yang belum terbukti benar kan?
Cerita lebih lanjut telah mengklaim bahwa bunuh diri lainnya juga terjadi di kuburan di seberang jalan, dan mengatakan bahwa rumah itu berada di “jalan orang mati”, lebih tepatnya, jalan yang digunakan roh untuk melakukan perjalanan dari dunia ini ke dunia berikutnya.
Bangunan-bangunan lain yang terletak di jalan ini juga sering mengalami kejadian aneh yang tidak dapat diperbaiki dengan pembersihan apa pun, dan Rumah Beratap Biru pun begitu.
Selain pendeta Shinto yang disebutkan sebelumnya, yang lain mengklaim bahwa berbagai pendeta, biksu, dan medium roh telah mengunjungi rumah itu selama bertahun-tahun dalam upaya untuk membersihkannya, tetapi semuanya gagal.
Bahkan dikatakan bahwa seorang biksu dari sebuah kuil di dekat Kurisawa menghabiskan beberapa malam di rumah itu untuk mencoba mengusir apapun yang ada di sana, tetapi pada akhirnya, biksu tersebutlah yang mengalami gangguan dan melarikan diri pada malam hari.
Pemburu hantu yang telah mengunjungi rumah itu selama bertahun-tahun juga mengaku telah menjadi korban kecelakaan acak setelah kembali ke rumah. Kala itu ada seseorang yang menyalakan rokok di dalam Rumah Beratap Biru, dan beberapa hari kemudian di rumah orang tersebut terjadi kebakaran.
Sedangkan beberapa teman lainnya mengalami kecelakaan mobil dalam perjalanan pulang. Tampaknya hanya dengan mengunjungi rumah itu saja sudah cukup untuk membawa nasib buruk, dan tidak terbatas kepada mereka yang hanya tinggal di sana.
Desas-desus tentang bunuh diri yang terjadi di rumah hantu Jepang ini tampaknya telah ada setidaknya sejak tahun 1980-an bagi mereka yang tinggal di daerah itu, dan banyak yang menyalahkan lokasi rumah itu. Pintu depan menghadap ke barat daya, juga dikenal sebagai Urakimon atau kuartal sial dalam bahasa Jepang.
Setan, penyakit, dan kematian dikatakan masuk melalui jalur ini, seperti yang mereka lakukan melalui Kimon, gerbang iblis yang terletak di timur laut, yang juga menghadap ke beberapa jendela di rumah tersebut. Hampir seolah-olah rumah itu sengaja dibangun untuk mengundang kejahatan.
Rumah Beratap Biru telah berpindah tangan berkali-kali selama beberapa dekade, dan semua pemiliknya pindah dengan rentan waktu yang cukup cepat. Dikombinasikan dengan keadaan dan lokasinya yang ditinggal saat ini tepat di seberang kuburan besar, maka tidak diragukan lagi banyak desas-desus mengerikan tentang rumah itu.
Pada awal 2010-an Rumah Beratap Biru mulai runtuh, dan selama bertahun-tahun semakin banyak yang ditutup. Saat ini, area yang menghadap kuburan hampir seluruhnya ditutup untuk menutupi dinding yang rusak.
Namun para pengunjung dalam beberapa tahun terakhir juga mengklaim bahwa lampu sensor gerak telah dipasang di pintu depan, jadi meskipun tidak ada orang yang tinggal di rumah itu, sepertinya masih ada seseorang yang dengan jelas menjaganya.
Apakah lokasi rumah yang tidak beruntung mengundang kejahatan dan kemalangan bagi semua yang tinggal di dalamnya? Atau apakah desas-desus itu dibuat hanya untuk membangkitkan minat pada rumah bobrok dengan atap biru ini?
Kita mungkin tidak pernah tahu, tetapi jika kamu cukup berani dan kebetulan sedang berada di Jepang, Kamu masih bisa mengunjungi rumah itu sendiri, yang berada di 6 Chome, Midorigaoka, Iwamizawa City, Hokkaido Prefecture, 068-0835.