Pria Yang Tertawa

Pria yang Tertawa
CreepyPasta Indonesia

Ada seorang dokter yang mengabdikan dirinya di sebuah desa terpencil Afrika. Dia adalah satu-satunya orang kulit putih dan satu-satunya dokter yang hampir separuh hidupnya dihabiskan untuk merawat penduduk desa setempat, memberi obat-obatan dan perawatan medis.

Suatu pagi, ada seorang pria kulit putih lain yang entah dari mana datang ke desa. Dia berjalan lunglai dan beberapa kali terjatuh, namun ia tertawa seperti orang yang tidak waras.

“Ha Ha Ha … Hee Hee Hee … Ha Ha Ha …”

Pakaiannya sudah compang-camping dengan tangan dan lututnya yang penuh darah. Mata pria yang tertawa tersebut liar namun nampak lelah. Dokter memberinya minum dan merawat luka-lukanya, tapi tawanya tak pernah berhenti,

“Ha Ha Ha … Hee Hee Hee … Ha Ha Ha …”

Dokter akhirnya memberikan obat penenang agar tubuhnya dapat beristirahat. Pria tersebut terbangun setelah beberapa jam, dokter pun memberikan makanan dan mencoba mencari tahu bagaimana pria tersebut bisa sampai ke desa.

“Apa yang terjadi denganmu?” tanya dokter itu. “Apa yang kamu lakukan sendirian di hutan sana?”

“A.. aku tidak sendirian,” jawab pria tersebut. “Aku datang dengan temanku John Hunter. Kami sedang dalam ekspedisi untuk menemukan Wahki yang legendaris, Itulah panggilan penduduk setempat untuk mereka. Spesies kera yang langka. Orang Afrika mengatakan bahwa mereka adalah kera yang sangat cerdas, hampir sama dengan manusia bahkan mungkin lebih. Kami ingin menangkapnya dan membawanya kembali ke kota untuk mempertunjukannya, dengan begitu kami bisa menjadi sangat kaya.”

“Kami mencoba menyewa pemandu untuk membawa kami ke lembah kera, tapi tidak ada penduduk lokal yang berani pergi ke sana. Mereka semua takut terhadap kera itu, tapi kami tidak akan membiarkan hal itu menghentikan kami, jadi kami membeli sebuah kano dan pergi melalui sungai sendiri.”

“Kami berkemah ketika kami sampai di sana. John membuat jebakan dan meletakkannya di tempat terbuka di hutan. Kami bersembunyi di semak-semak dan mengawasi jebakan itu selama tiga hari, tetapi tidak apa-apa. Kami rasa kera itu terlalu pintar, mungkin mereka tahu apa yang kami lakukan dan tidak akan terkena jebakan yang sesederhana itu.” 

Perangkap Hewan

“John punya ide yang lebih baik. Kami mencoba menggali lubang di tempat terbuka, dengan dalam 10 meter yang dipenuhi dengan kayu runcing yang tajam di dasarnya. Kemudian, kami menutupinya dengan dahan dan dedaunan, lalu kembali ke perkemahan kami untuk menunggu. “

“Saat tengah malam, terdengar suara jeritan hewan yang berasal dari perangkap yang tadi kami buat. Kami langsung memeriksanya dan ternyata ada seekor kera yang sudah mati. tertusuk oleh kayu runcing di sana.”

“Kami mengeluarkan bangkai kera tersebut. Kami sudah memiliki apa yang kami inginkan, seekor kera, namun sudah tak bernyawa. Aku merasa itu sudah cukup, tapi tidak dengan John. Ia menginginkan yang hidup.” 

Kera Langka di Hutan

“Aku sudah berbicara dengannya, tetapi ia tidak mau mendengarkanku. Aku tidak bisa menghentikannya. Dia mengambil pisau dan mulai menguliti tubuh kera itu. Saat dia bekerja, aku merasakan perasaan tidak enak. Aku memperhatikan hutan di sekitar kami. Gelap, tapi aku bisa merasakan tatapan kera lain yang mengawasi kami, mereka tahu bahwa kami telah membunuh salah satu dari mereka dan pasti mereka akan menuntut balas. Ketika John selesai menguliti bangkai kera itu, dia mengenakan kulitnya sebagai kostum. “

“Ia menyamar menjadi kera dan membersihkan lubang tersebut dari kayu runcing di dalamnya dan menutup lubang itu dengan dahan dan dedaunan lagi. Rencananya adalah untuk mengelabui salah satu kera lain untuk mendekat, sehingga ia akan jatuh ke dalam perangkap.”

“Aku tertidur dan terbangun saat subuh ketika terdengar suara jeritan. Aku berlari untuk memeriksa lubang jebakan tersebut, tapi kosong. Temanku John juga tidak terlihat dimana pun. Aku berteriak sambil mencarinya selama beberapa jam, tetapi aku tidak bisa menemukannya. Aku hampir putus asa sampai tiba-tiba aku melihat sebuah sosok di hutan.”

Pemburu di Hutan

“Itu John. Dia berjongkok di bawah pohon, telanjang dan hanya menatapku dengan tatapan kosong di wajahnya. ”

“John!” teriakku. “Demi Tuhan, apa yang terjadi denganmu? Aku pikir kau sudah mati! Kenapa kamu tidak menjawabku? “

“John tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dia perlahan-lahan, bangkit dan hanya berdiri di sana menatapku. Dan kemudian … Ha Ha Ha … kemudian … Hee Hee Hee … kemudian … Dia melepaskannya … Ha Ha Ha … Hee Hee Hee … “

 

•••

 

Pria itu gemetar dan tertawa begitu keras, dia hampir tidak bisa mengendalikan dirinya. Seketika tubuhnya mengalami kejang-kejang

“Apa maksudmu?” Tanya dokter itu. “Apa yang dia lepaskan?”

Terkikik seperti orang gila, pria itu berjuang untuk menyelesaikan ceritanya.

“Ha Ha Ha … Hee Hee Hee … Di..dia melepaskannya … Ha Ha Ha … Ke.. kera itu melepaskan kulit John!”

There are things known and there are things unknown, and in between are the doors of perception ~

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top
error: Alert: Konten Dilindingi !!