Ketika berusia empat tahun, seorang gadis bernama Shanti Devi tiba-tiba memberitahu orang tuanya detail spesifik yang mengerikan tentang kehidupan sebelumnya yang pernah dia jalani di kota 75 mil dari tempat dia dilahirkan, dan itu adalah tempat yang bahkan belum pernah dia kunjungi sebelumnya.
Agama dan filsafat telah lama membahas kemungkinan adanya jiwa-jiwa di alam lain yang akan terlahir kembali di dunia, tetapi klaim dari seorang gadis muda bernama Shanti Devi dari Delhi, India, inilah yang membuat kasus reinkarnasi menjadi agak meyakinkan di tahun 1930-an.
Lahir pada 11 Desember 1926, Shanti Devi tampak seperti bayi yang sangat normal, setidaknya sampai sekitar usia empat tahun ketika tiba-tiba dia mengoceh tentang kehidupan masa lalunya di sebuah kota bernama Mathura, yang hampir 75 mil jauhnya dan tidak pernah dikunjunginya.
Peristiwa-peristiwa sederhana yang Devi lakukan sehari-hari akan memicu kenangan akan kehidupan masa lalunya tersebut, seperti saat makan yang mengingatkannya pada makanan yang biasa dia nikmati di masa lalu, atau saat berpakaian, dia akan memberi tahu ibunya tentang pakaian yang biasa dia pakai dulu.
Hingga akhirnya Devi memberitahu orang tuanya bahwa nama dia sebelumnya adalah Lugdi dan dia meninggal tak lama setelah melahirkan seorang putra pada bulan Oktober 1925. Dia bahkan dapat menambahkan detail luar biasa tentang nyeri persalinan dan prosedur pembedahan yang dijalaninya.
Fakta-fakta seperti itu, tampaknya, tidak mungkin dapat dibayangkan bahkan oleh anak yang paling imajinatif sekalipun.
Terlebih lagi, ketika Devi mengungkapkan nama suaminya dahulu, yang membuat seluruh keluarga Devi sekarang terkejut mengetahui bahwa pria tersebut masih hidup dan tinggal persis di tempat yang dikatakan Devi.
Sebuah pertemuan bersejarah pun diatur untuk mempertemukan mereka, dan ini adalah fenomena aneh yang bahkan tidak bisa dijelaskan oleh sains
Kenangan Shanti Devi Sebagai Lugdi
Kasus reinkarnasi Shanti Devi ini terlihat semakin meyakinkan, ketika dia dapat mengetahui secara tepat semua toko dan jalan di kota. Dia juga mulai berbicara tentang suaminya, seorang pedagang yang namanya dia tolak untuk diungkapkan sampai dia berusia sekitar sembilan tahun.
Tetapi dia memberi tahu orang tuanya bahwa pria itu adalah pria biasa, dengan kutil di pipi kirinya, dan memakai kacamata baca. Namun, terlepas dari luar biasanya ingatan Devi untuk semua yang dia katakan, orang tua Devi memilih menanggapinya sebagai imajinasi anak-anak belaka.
Tetapi ketika Devi mengungkapkan bahwa nama suaminya adalah Pandit Kedarnath Chaube, atau biasa dipanggil Kedar Nath, seorang teman keluarga mereka memutuskan untuk mencari tahu kebenaran apa yang dia katakan.
Teman itu mengirim surat kepada seorang pedagang bernama Kedar Nath di Mathura untuk menanyakan tentang kenangan yang tidak biasa dari Devi. Dan yang mengejutkan, Nath membalas surat itu dengan mengkonfirmasi semua detail yang semuanya benar.
Nath juga setuju untuk mengunjungi rumah Devi bersama anaknya dan seorang kerabat untuk melihat situasi serta menguji kebenarannya.
Dalam upaya untuk menguji pengetahuan Devi, kerabat Nath tersebut dibawa ke hadapan Devi terlebih dahulu dan diperkenalkan sebagai suaminya. Tetapi luar biasanya, Devi tidak tertipu dan berkata tidak, itu adalah sepupu suaminya.
Dengan terkejut, Nath dan anak yang dimilikinya bersama Ludgi, yang sekarang berusia 10 tahun, langsung memasuki rumah. Saat melihat mereka, Devi dikabarkan langsung menangis sejadi-jadinya.
Nath kemudian meminta untuk berbicara dengan Devi sendiri, dan menurut pengakuannya, dia mengklaim bahwa setiap jawaban yang Devi berikan untuk pertanyaannya sepenuhnya akurat. Nath juga mengatakan bahwa dia seolah-olah sedang berbicara dengan istrinya sendiri yang sudah meninggal.
Devi kemudian menghabiskan beberapa hari bersama Kedar Nath dan putranya sebelum mereka harus kembali ke Mathura. Sedih dengan kepergian mereka, Nantinya Devi akan memohon kepada orang tuanya untuk mengizinkan dia melakukan perjalanan ke rumahnya yang dulu.
Dia berjanji dia bisa membawa mereka langsung ke rumah lamanya dan (mungkin untuk lebih membujuk orang tuanya), dia menjelaskan bahwa dia memiliki sekotak uang terkubur di sana.
Orang tua Devi pun akhirnya mengalah, dan mengingat ceritanya telah menarik perhatian Mahatma Gandhi, tampaknya mereka memang hampir tidak punya pilihan.
Kembalinya Shanti Devi ke Mahtura
Mahatma Gandhi kemudian membentuk komisi untuk menyelidiki kasus yang mencengangkan ini, dan pada November 1935, lebih dari selusin peneliti bergabung dengan Devi serta orang tuanya dalam perjalanan kereta tiga jam ke Mathura.
Salah satu penyelidik yang ada dalam perjalan tersebut, mengatakan:
Setelah keluar dari stasiun kereta… gadis itu duduk di kursi depan mobil dan kelompok kami mendahului rombongan yang lainnya. Tindakan pencegahan yang diperlukan juga diambil agar tidak ada pejalan kaki yang diizinkan untuk memimpin jalan. Pengemudi diinstruksikan untuk mengikuti rute yang ditentukan hanya oleh gadis itu, tanpa peduli kemana dia pergi.
Benar saja, Devi tidak punya masalah mengarahkan kelompok itu ke tempat yang dia klaim sebagai bekas rumahnya. Bahkan sepanjang jalan, dia mencatat berbagai jalan yang belum diaspal sebelumnya dan bangunan yang tidak ada di kehidupan sebelumnya. Pengemudi mengonfirmasi bahwa pengamatan tersebut 100% benar.
Saat menjelajahi rumah lamanya bersama Kedar Nath, seorang anggota komisi menanyakan tentang harta terpendam yang dia sebutkan. Shanti Devi segera berlari ke atas dan langsung menuju ke sudut ruangan, menyatakan bahwa kotak itu tersembunyi di bawah papan lantai. Kedar Nath membuka lantainya dan memang menemukan peti kecil, tapi Itu kosong.
Karena terkejut, Shanti Devi langsung mencarinya ke dalam lubang, seolah sangat yakin ada uang di sana. Kedar Nath kemudian mengaku telah mengambil uang tunai tersebut setelah istrinya meninggal.
Tur reuni Devi di Mathura dilanjutkan ke rumah mantan orang tuanya. “Dia tidak hanya mengenalinya tetapi juga dapat mengidentifikasi ‘ayah’ dan ‘ibu’ lamanya di antara lebih dari 50 orang,”
Salah satu peneliti menulis:
Diantara lebih dari 50 orang di sana, Gadis itu langsung memeluk ‘orang tuanya’ dan menangis dengan sedih saat melihatnya.
Meskipun dia ingin tinggal di Mathura lebih lama, orang tua Devi saat ini dan para penyelidik harus segera kembali ke Delhi. Dalam laporannya, komisi tidak menemukan “penjelasan rasional” atas apa yang mereka saksikan dengan mata kepala mereka sendiri.
Pengalaman Shanti Devi Di Akhirat
Devi tidak hanya bisa mengingat kehidupannya sebelumnya, tapi dia juga memiliki penjelasan tentang dunia setelah kematian. Pada tahun 1936 dan 1939, dia menceritakan pengalamannya tentang kematian kepada para skeptis dan ahli hipnotis.
Dia mengklaim bahwa pada saat kematiannya, dia merasa pusing dan diselimuti “kegelapan yang dalam” sebelum kilatan cahaya muncul dan memperlihatkan empat pria dengan pakaian kuning di hadapannya.
“Keempatnya sepertinya masih remaja dan penampilan serta pakaian mereka sangat cerah,” dia pernah berkata saat berada di bawah hipnotis. “Mereka memasukkanku ke dalam cangkir dan menggendongku.”
Devi mengatakan dia melihat dewa Hindu Krishna menunjukkan kepada setiap orang catatan aktivitas baik dan buruk mereka di bumi dan memberi tahu mereka apa yang akan terjadi pada mereka selanjutnya.
Kemudian, Devi berkata bahwa dia dibawa ke tangga emas dari mana dia bisa melihat sungai yang “bersih dan murni seperti susu”. Dia bilang dia melihat jiwa di sana dan mereka tampak seperti nyala api di dalam lampu.
Bertahun-tahun kemudian, wawancara surat kabar 1958 menindaklanjutinya. Saat itu, Shanti Devi berusia 32 tahun dan belum pernah menikah. Dia menjalani kehidupan spiritual yang tenang di Delhi.
Dia juga berkata bahwa dia berencana untuk membentuk sebuah organisasi “yang mengabdikan diri pada gagasan menjalani hidup kita sesuai dengan perintah suara hati.”
Shanti Devi kemudian meninggal dunia pada tahun 1987 pada usia 61 tahun. Namun, kisahnya hidup berdasarkan sebuah buku yang ditulis oleh penulis Swedia Sture Lonnerstrand pada tahun 1994, yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada tahun 1998, berjudul I Have Lived Before.