Kejadian tersebut terjadi saat tahun pertama aku lulus kuliah dan mulai bekerja. Waktu itu aku memutuskan untuk sewa apartemen dengan 5 lantai. Aku menyukai tempat itu, sangat tenang dan damai, sehingga tidak menambah stressku sepulang dari kantor.
Namun, keadaan baik memang tidak selalu berpihak padaku. Ada sebuah insiden yang membuatku akhirnya memutuskan untuk langsung meninggalkan apartemen tersebut.
Seseorang (Asumsiku saat itu adalah penghuni yang ada di lantai atas) sepertinya memiliki kebiasaan yang aneh, karena selalu berlari menuruni tangga tepat pukul 3 pagi. Aku selalu terganggu ketika mendengar suara langkah kakinya.
Sampai sekarang aku belum berhasil memergokinya, namun dari suara langkah yang kudengar, dugaanku dia adalah seorang anak kecil.
Anehnya ia selalu berhenti di lantai kamarku berada, lantai 4. Aku tidak takut atau berpikir macam-macam, hanya saja aku jadi selalu terbangun karena suara sialan itu.
Selama beberapa hari suara tersebut sudah tidak rerdengar, aku pikir aku bisa tenang. Namun, seminggu kemudian suara tersebut kembali.
“dug.. dug dug.. dug …” terdengar lagi suara langkah kaki yang membuatku stress itu.
Keesokan harinya, aku mengetuk pintu tetanggaku yang tinggal di sebelah kamarku, dan menanyakan padanya tentang suara langkah tersebut. Seorang pria menyambutku.
Namun, ketika aku menanyakannya, dengan ketus, ia berkata tidak pernah mendengar suara apapun selama ia disini. Hmm.. sepertinya ia sedang tak ingin diganggu saat itu.
Aku mencoba naik ke lantai 5, ternyata semua kamar di sana kosong.
Pikiranku tidak pernah sama sekali mengarah ke hantu atau semacamnya. Aku hanya berpikir sepertinya ada yang sedang mengerjaiku tiap malam, dan lagipula pria tetanggaku itu tampak mencurigakan.
Malamnya, suara langkah kaki itu terdengar kembali, karena pikiranku yang sedang stress berat, akhirnya amarahku tak terbendung lagi.
Aku langsung berteriak dari dalam kamar, “DIAMLAH, BRENGSEK!!!”, dan seperti biasa, suara langkah kaki tersebut berhenti lagi di lantai 4.
Aku mencoba mengintip dari balik pintu kamar, berharap bisa menangkap sang pelaku. Namun ternyata, tak ada seorangpun di sana.Tiba-tiba saja tubuhku terasa gematar, dan merinding.
Aku tak tahu ketakutan apa yang menghampiriku, tapi aku masih ingat sampai sekarang, bahwa saat itu aku langsung menyalakan semua lampu kamar dan TV. Semalaman, mataku tak bisa terpejam.
Esok paginya, ketika aku ingin berangkat bekerja, aku bertemu dengan seorang wanita tua penghuni lantai 2.
Aku mengobrol sebentar dan menceritakan sedikit pengalamanku tentang suara langkah kaki tersebut, dan ternyata tanggapan dari wanita tua itu yang akhirnya membuatku bergidik ngeri.
Dia bercerita:
Sekitar 18 tahun yang lalu, di lantai 5 ada sepasang suami-istri dan kedua anaknya. Suatu hari sang suami tiba-tiba menjadi tidak warah dan membunuh semua anggota keluarganya. Putranya yang meliha kejadian tersebut langsung kabur dan menuruni tangga, namun naasnya, ia tersandung dan kepalanya membentur lantai dengan keras, hingga membuatnya tewas di tempat. Semenjak saat itu, suara langkah kakinya yang sedang berlari sering terdengar pukul 3 dini hari.
Cerita itu memang sangat mengerikan, namun belum mampu membuatku ingin meninggalkan apartemen itu. Sampai ketika wanita tua itu berkata, bahwa hanya akulah satu-satunya penghuni yang ada di lantai 4.
Lalu siapa pria yang aku temui di sebelah kamarku ?