Ada banyak hal-hal kelam yang telah terjadi di luar mata publik, terutama yang dilakukan di bawah bayang-bayang militer, Bio-warfare, senjata kimia, dan berbagai eksperimen mengerikan yang tidak jelas. .
Banyak orang tidak menyadari terjadinya hal ini. Hal-hal di belakang panggung yang terbatas pada apa yang kita sebut sebagai pangkalan rahasia dan laboratorium bawah tanah. Tetapi sesekali sesuatu yang disembunyikan itu memberontak untuk mencoba keluar dari bayang-bayangnya.
Salah satunya adalah sebuah insiden misterius yang membunuh ribuan domba di dekat daerah uji pemerintah. Tak ada penjelasan, dan insiden tersebut masih menjadi misteri yang diselimuti dengan berbagai teori konspirasi kelam hingga sekarang, dan dikenal dengan nama Insiden Domba Dugway.
Semua bermula pada dini hari tanggal 14 Maret 1968, ketika sebuah kejutan mengerikan menanti peternak yang datang untuk bekerja di wilayah mereka di pedesaan bukit Skull Valley, Utah, Amerika Serikat.
Di lapang tanah yang luas, ribuan bangkai domba tergeletak. Sejauh mata memandang, yang terlihat hanya gumpalan putih yang tak bergerak lengkap dengan bau kematian yang mencekam. Beberapa domba yang masih hidup berkeliaran dengan linglung dan tidak biasa, saat itu para peternak tau, bahwa ada yang tidak beres dengan ternak mereka..
Apa yang sekiranya menyebabkan sekitar enam ribu domba mati dalam semalam? Tidak ada yang tahu, bahkan dokter hewan setempat juga tidak bisa berkata apa-apa. Tentunya kejadian ini tidak membutuhkan waktu lama untuk terdengar oleh masyarakat, terlebih lagi tempat tersebut sejak dulu sudah dikelilingi oleh rahasia-rahasia yang tidak menyenangkan.
Tidak jauh dari sana, sekitar 80 mil dari perkotaan Salt Lake City, terletak instalasi militer yang terkenal dengan nama Dugway Proving Grounds. Didirikan pada tahun 1940-an dengan luas ares sebesar 800.000 hektar.
Dugway juga kebetulan menjadi pangkalan terbesar Angkatan Darat untuk pengujian senjata kimia dan biologi yang terdiri dari berbagai laboratorium, bunker, fasilitas penyimpanan, serta tempat uji pemerintah, dan merupakan rumah bagi Sekolah Senjata Kimia, Biologis, dan Radiologis.
Di tempat pengujian yang sangat rahasia ini, Angkatan Darat terlibat dalam segala macam penelitian dan pengujian berbagai peralatan biologis dan beracun, serta implementasinya kepada musuh, yang melibatkan uji coba di udara terbuka dari bahan-bahan dan senjata mengerikan mereka.
Pengujian untuk mengetahui seberapa jauh penyebaran “Dirty Bom” -Bom radioaktif yang sangat beracun untuk manusia dan material senjata nuklir juga sering dilakukan. Dengan 6.000 domba yang tiba-tiba mati tanpa sebab, maka bisa hampir dipastikan bahwa ada kesalahan di salah satu percobaan mereka, dan .. memang begitu nyatanya.
Pada awalnya, pemerintah dengan cepat menyangkal keterhubungan mereka dengan kejadian tersebut. Menurut mereka tidak ada uji coba apapun di daerah itu yang bisa menyebabkan kematian ribuan domba dalam semalam.
Namun, tekanan lebih lanjut dari masyarakat yang haus akan kebenaran mulai membuat gelisah pemerintahan, sehingga tak beberapa lama Pentagon langsung mengubah pernyataan mereka dan mengatakan bahwa sehari sebelum kejadian tersebut memang ada tiga uji coba udara yang dilakukan.
Uji coba tersebut dilakukan secara terpisah, dan pemerintah masih bersikeras bahwa uji coba tersebut tidak ada hubungannya dengan matinya domba secara massal itu. Menurut laporan militer, tiga uji coba dilakukan pada 13 Maret 1968.
Satu uji coba menggunakan artileri kosong yang dirancang untuk menampung senjata kimia, satu uji coba lainnya melilbatkan pembakaran gas kimia di udara terbuka, dan uji coba ketiga adalah uji coba yang paling berbahaya.
Uji coba tersebut melibatkan Pesawat tempur Skyhawk a-4 yang menyemprotkan zat kimia VX yang sangat mematikan. VX (Venomous agent X) adalah sintetis kimia yang ditemukan secara tidak sengaja pada pestisida yang bernama Amiton, hingga zat tersebut direkayasa sedemikian rupa untuk menjadi senjata mematikan yang sangat mudah digunakan.
VX tak memiliki rasa ataupun bau, dan zat ini akan sangat cepat mempengaruhi sinyal saraf pada otot dan otak. Dengan dosis kurang dari 10mg saja, VX dapat menyebabkan beragam gejala fisik seperti Air liur dan keringat berlebih, kejang-kejang, dan kelumpuhan yang lengkap dengan gangguan sistem pernapasan hingga kematian pada manusia yang berkontak langsung.
Sangkin kuat dan mematikannya, VX bahkan tiga kali lebih beracun daripada Gas Sarin, dan pernah digunakan untuk membunuh Kim Jong-nam yang kala itu sedang berada di Malaysia. Dan pada akhirnya VX ditetapkan sebagai senjata pembunuh massal yang dilarang oleh Konvensi Senjata Kimia pada tahun 1993.
Dan saat itu, zat tersebutlah yang disemprotkan ke udara oleh pesawat Skyhawk di atas daerah gurun terpencil dekat dengan Dugway Proving Grounds. Tetapi, menurut Angkatan Darat, bahwa uji coba tersebut adalah tes yang sudah direncanakan dengan matang dan dilaksanakan dengan hati-hati.
Mereka mengatakan bahwa uji coba dilakukan setelah perhitungan cermat dari laju penyebaran dan kecepatan angin saat itu, dan juga uji coba dilakukan di sisi lain bukit Skull Valley, jauh dari tempat tinggal manusia.
Setelah uji coba selesai, militer mengklaim bahwa mereka mampu menghitung 98% dari muatan gas VX yang dihabiskan melalui penggunaan “kartu droplet”, yang membuat gas tersebut akan langsung turun ke tanah, sehingga menurut Angkatan Darat, tidak mungkin uji coba mereka dapat menyebabkan kematian para domba yang berasa di sisi lain bukit.
Perselisihan utama dengan pernyataan Angkatan Darat adalah dugaan bahwa penampung yang digunakan unuk membawa VX belum habis sepenuhnya, dan karena adanya kerusakan mungkin gas tersebut terus mengalir keluar ke tempat yang lebih tinggi bersamaan dengan naiknya pesawat.
Secara teori hal tersebut memang dapat membubarkan makhluk hidup yang ada di Skull Valley, tetapi ada satu masalah yang patut dipertimbangkan. Dan yang paling aneh adalah bahwa yang terkena dampaknya hanyalah domba. Tidak ada hewan lainnya, seperti sapi, kuda, anjing, kelinci, bahkan burung sekalipun yang mati di daerah tersebut.
Tidak ditemukan juga ada manusia di daerah tersebut yang mengalami sakit atau gejala aneh lainnya. Lalu jika memang itu VX bukankah zat tersebut seharusnya tidak pandang bulu?
Lebih anehnya beberapa domba yang sekarat namun belum mati, tidak menunjukan gejalan keracunan, dan memiliki pola pernapasan yang normal. Mereka justru menunjukan pendarahan internal dan menolak untuk makan sama sekali.
Para ilmuwan Dugway mencoba untuk menciptakan kejadian tersebut kembali dalam skala kecil dengan menggunakan gas VX pada domba, dan hasilnya gejala yang ditunjukan sangatlah berbeda.
Meski demikian, dokter hewan mengklaim bahwa jejak gas VX memang telah ditemukan di jaringan saraf domba yang telah mati, dan Pusat Penyakit Menular Nasional di Atlanta menemukan bukti gas mematikan di air dan tanah di daerah tersebut. Jadi apa yang sebenarnya terjadi?
Misteri Dunia: Penjelajah Waktu di Film Charlie Chaplin 1928
Militer tidak pernah merilis laporan lengkap mengenai kejadian tersebut kepada publik, meskipun mereka setuju untuk membayar sejumlah besar uang kepada para peternak yang telah terkena dampaknya, karena banyaknya warga yang menuntut.
Terlepas dari penolakan untuk disalahkan, insiden itu sebagian besar dipandang sebagai kesalahan Dugway Proving Grounds dan menyebabkan banyak perdebatan tentang penggunaan dan pengujian Bio-warfare, terlebih dalam aturan yang ditetapkan oleh Protokol Jenewa 1925, yang tidak pernah ditandatangani Amerika Serikat.
Hal itu tidak diketahui oleh sebagian besar warga Amerika Serikat, hingga akhirnya muncul karena Insiden Domba Dugway, dan memicu badai perdebatan tentang masalah tersebut. Memang banyak kebijakan yang diubah sebagai respon ke masyarakat, dan itu membantu mendorong keputusan Presiden Richard Nixon untuk melarang semua pengujian senjata kimia udara terbuka pada tahun 1969.
Beruntung bagi Dugway Proving Grounds, mengingat bahwa Angkatan Darat adalah adalah major utama di wilayah tersebut, tampaknya menghilangkan minat masyarakat dalam menuntut penyelidikan mendalam secara jangka panjang, dan menenggelamkan insiden tersebut ke dalamnya lubang misteri tanpa dasar.
Bahkan pada tahun 1998, ketika informasi baru yang tidak diklasifikasi muncul, dan menunjukan pengakuan yang didokumentasikan mengenai insiden Domba Dugway yang memang disebabkan oleh senjata kimia, serta bukti bahwa beberapa peternak dan keluarga mereka menunjukan gejala tingkat rendah akibat paparannya, Angkatan Darat tetap berusaha untuk menjauhkan diri dari keterkaitan mereka.
Hingga sekarang mereka secara resmi menolak untuk bertanggung jawab atas kejadian di Skull Valley, dan terus menyangkal semua tuduhan yang diberikan. Ada beberapa orang yang juga setuju karena nampak aneh dengan teori gas VX yang dapat menemukan jalan dan merusak satu area kecil sejauh 30 mil yang hanya membunuh domba tanpa menginfeksi makhluh hidup lainnya.
Teori-teori kontra lainnya juga muncul, seperti bahwa para peternak sendirilah yang menggunakan herbisida kimia organo-fosfat ilegal yang memiliki efek yang tidak diinginkan. Namun tidak ada bukti yang mengarah langsung ke teori tersebut.
Insiden Domba Dugway akhirnya ditinggalkan dengan kondisi yang masih buram dan keruh, sehingga kita tidak akan pernah tau persis apa yang sebenarnya terjadi waktu itu. Apa yang membunuh domba-domba itu? Apa ada yang disembunyikan oleh pemerintah mengenai insiden tersebut?
Pertanyaan itu masih belum terjawab hingga sekarang.