Kisah Kehidupan Aneh Sang Penemu UFO Pertama di Dunia

Kisah Kehidupan Aneh Sang Penemu UFO Pertama di Dunia.
Misteri Dunia

Ada orang-orang sepanjang sejarah yang telah membuat sebuah tanda tak terhapuskan di dunia ini. Entah karena ide-ide yang baru, teknologim dan sejumlah upaya lainnya, orang-orang ini telah berhasil meninggalkan “tanda” yang mereka buat … selamanya.

Beberapa dari mereka menjadi terkenal dan beberapa lainnya meninggalkan banyak misteri yang perlu dipecahkan oleh orang-orang di zaman ini. Salah satunya adalah seorang penemu yang cukup dikenal oleh masyarakat luas, namun ia memiliki kehidupan yang cukup misterius terutama dengan penemuan piring terbang pertama yang dapat berfungsi.

Berasal dari Belanda, Alexander Weygers yang merupakan seorang pelukis, pematung, insinyur dan juga penemu ini memiliki hidup yang cukup berwarna sebelum ia mulai merancang sebuah mesin terbang yang aneh.

Weygers lahir di Hindia Belanda -sekarang Indonesia, pada tahun 1901, dan dibesarkan bersama enam saudara laki-laki dan perempuannya di perkebunan pulau Jawa yang di mana orang tuanya juga memiliki sebuah hotel di sana.

Alexander Weygers

Keluarganya kaya, dan pada usia 15 tahun mereka mengirim Weygers ke Belanda untuk bersekolah. Dan di sanalah ia mulai sangat tertarik dengan Teknik mesin, Arsitektur angkatan laut, dan Seni pandai besi.

Ia juga lulus dengan gelar dibidang pembuatan kapal sebelum kembali ke Jawa bersama istrinya, Jacoba Hutter pada tahun 1923. Hingga akhirnya dimulailah sebuah tragedi yang akan mengubah seluruh hidupnya.

Rupanya, Jacoba tidak dapat beradaptasi dengan kehidupan di pulau Jawa, dan mengalami hari-hari yang menurutnya sangat menyiksa. Weygers kemudian memutuskan untuk membawanya pindah ke Seattle, Washington, Amerika Serika pada tahun 1926, di mana ia juga mulai mengejar karirnya di bidang teknik.

Hingga akhirnya pada tahun 1931, semua mimpinya harus pupus di tengah jalan, ketika Jacoba meninggal dunia secara tragis saat melahirkan, dan Weygers mengalami kesulitan dalam mengatasi semua tekanan tersebut.

Alexander Weygers dan Istri

Dia tenggelam dalam lautan depresi dan keputusasaan yang membuatnya meninggalkan dunia Teknik dan memilih Seni. Ia lalu mendaftar di Institut Seni Seattle dan belajar memahat, yang ternyata cukup mahir ia lakukan, sehingga ia mendapatkan banyak pujian dari rekan-rekan serta guru-gurunya.

Weygers bahkan mendapatkan beasiswa, yang membawanya ke Chicago dan bertemu dengan beberapa pematung profesional di sana, hingga akhirnya ia menetap ke Berkley, California untuk membuka studionya sendiri.

Banyak pameran-pameran yang ia adakan, sehingga namanya semakin terkenal oleh masyarakat luas. Bahkan banyak orang yang datang dari seluruh penjuru negeri untuk belajar cara memahat kepadanya.

Salah satu karyanya juga dimasukan ke dalam koleksi Institution di Washington, D.C dan memenangkan berbagai penghargaan, hingga pada tahun 1940 nama Alexander Weygers mulai dikenal sebagai seorang pematung kelas dunia.

Kisah Alexander Weygers

Pada tahun 1941, Weygers yang kala itu berusia 40 tahun bergabung bersama Angkatan Darat A.S, dan terlibat dalam misi intelejen, yang bertugas menerjemahkan bahasa Melayu, Belanda, Italia, Jerman, dan Inggris. Selama 2 tahun ia bertuga disana, hingga diberhentikan pada tahun 1943.

Weygers kemudian pergi ke Carmel, California dan memilih untuk menetap di sana, ia juga kemudian bertemu dengan seorang wanita bernama Marian Weygers yang akhirnya ia jadikan istri.

 

Di saat-saat inilah ia mulai dikenal sebagai orang yang eksentrik, mulai dari membuat rumah yang luas berbentuk jamur, dengan potongan kayu, besi tua, dan berbagai barang tak terpakai yang ia daur ulang sendiri dan dibuat dengan ketrampilan pandai besi yang luar biasa. Rumah itu ia sebut dengan “Kubah Geodesik Yang Gila” .

Ia bahkan mengembangkan keterampilan mengukir kayu, pembuatan alat, serta keahlian di bidang listrik dan pipa, bahkan di bidang fotografi. Weygers juga sering berkeliling dengan mobil uap yang ia buat sendiri, lalu memelihara lebah di perkarangannya sebagai peternak lebah, dan ini semua sesuai dengan filosodinya tentang hidup mandiri.

Sementara itu, ia juga menulis beberapa buku tentang ketrampilan pandai besi dan pembuatan alat. Ia juga semakin terobsesi untuk menctiptakan ide yang telah lama ia rencanakan, yaitu sebuah pesawat baru yang ia sebut sebagai “Discopter”.

The Discopter


Misteri Dunia: Misteri Ratusan Burung Mati di Atas Kapal Pesiar


Selama bertahun-tahun Weygers telah membuat sketsa berbagai mesin yang fantastik di buku catatannya, banyak di antaranya yang seolah-olah didapatkan langsung dari novel Jules Verne. Salah satu dari koleksinya yang sangat dia sukai sebenarnya adalah Discopter, sebuah ide yang sudah ia pikirkan sejak tahun 1920-an.

Ide tersebut berisikan suatu bentuk kendaraan yang aneh, yaitu sebuah pesawat berbentuk piringan dengan posisi pilot di tengah. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat menjadi sebauh kendaraan yang mampu melakukan lepas landas dan mendarat secara vertikal, dan mampu melakukan perubahan arah yang tajam dan tepat.

Kendaraan tersebut seharusnya akan menggantikan helipkoter. Namun menurut Weygers rancangnan memilii cacat desain, hingga akhirnya ia menyempurnakannya dan mendapatkan paten dicopter dari Kantor Paten Amerika Serikat pada tahun 1944.

Weygers kemudian mengirimkan desain yang telah ia sempurnakan ke semua cabang militer, namun sayangnya saat itu tidak ada yang tertarik untuk memproduksinya secara massal.

Sebelumnya, weygers sangat senang dengan penemuannya tersebut, dan membayangkan bahwa apa yang ia ciptakan dapat mengubah lanskap penerbangan yang kita ketahui hingga hari ini.  Tetapi sayangnya, semua mimpinya tidak dapat terwujud, jangankan diproduksi, prototipenya saja bahkan tidak pernah dibuat.

Rancangan The Discopter

Hingga pada akhir tahun 1940 – 1950-an Discopter menjadi populer kembali karena fenomena UFO dan piring terbang mulai diketahui publik. Rancangan Weygers kembali dibicarakan dan tidak lama kemudian membuat piring terbang menjadi suatu trend.

Khusunya pada tahun 1953 dan 1956, kantor paten AS dibanjiri dengan permintaan paten untuk semua jenis kendaraan piring terbang tersebut. Bahkan militer dan NASA mulai berkesperimen dengan desain lepas landas dan pendaratan UFO.

Weygers bahkan menuduh Angkatan Laut melakukan pelanggaran hak paten, dan semua yang mereka lakukan terinspirasi dari rancangan yang dibuat olehnya.

Meskipun Weygers tidak membuat rancangan Discopter berdasarkan tema fiksi ilmiah UFO yang bahkan tidak pernah terpikirkan olehnya, namun beberapa orang yang skeptik terhadap piring terbang, menggunakan sketsa rancangannya untuk membantah penampakan UFO yang dilaporkan pada tahun 1940 dan 1950-an.

Ketika semua itu terjadi, Weygers sendiri memilih untuk diam-diam menghilang kembali ke kehidupan sederhananya, kembali ke dunia pahatan dan pandai besi di studio kecilnya di Carmel.

Dia memiliki beberapa siswa yang datang padanya untuk belajar keterampilan panda besi, ia juga menulis sebuah karya yang sangat penting di dunia pandai besi yang berjudul, The Making of Tools and The Modern Blacksmith.

Weyger sepenunya memilih untuk menjauhkan diri dari semua hal berbau UFO dan Piring Terbang yang sebenarnya menjadi populer karena dirinya. Ia mengajar hingga umur 83 tahun dan meninggal pada tahun 1989, di umur 87 Tahun.

Alexander Weygers dan Sang Istri

Weyger tak pernah melihat Discopternya dibuat, meskipun hampir semua orang selalu membicarakannya. Itu semua adalah akhir yang menyedihkan bagi seorang pria, seperti yang pernah ditulis oleh, San Francisco Chronicle:

Alexander George Weygers adalah Leonardo da Vinci modern. Dia menarik perhatian karena dia sukses dengan standar keungggulan apapun dari setengah lusin profesinya… pematung yang heroik, seorang penemu, Insinyur kelautan, mekanik, aeronautika, fotografer, perancang dan ilustrator, dan seorang maestro pemahat kayu. Dia juga ahli pandai besi, masinis, tukang kayu, tukang listrik, tukang ledeng, pembuat alat, dan peternak lebah. Dia bahkan seorang guru dan pertapa yang dikagumi.

Pada tahun-tahun berikutnya, properti dan karya Weyger akan diperbaiki dan dilestarikan dengan cermat oleh kolektor dan pedagang seni, Randy Hunter, yang pada saat kematiannya sendiri telah membeli hampir semua karya Weygers dan mengubah tempat itu menjadi museum. dan “tempat suci” untuk mengenang penemu hebat itu, yang bahkan masih bisa dikunjungi hari ini.

Pada akhirnya kisah Alexander Weygers memiliki sejarah yang panjang dan tragis, namun kisahnya yang menarik mungkin dapat mengilhami dan bisa menjadi bahan bakar untuk imajinasi kalian.

There are things known and there are things unknown, and in between are the doors of perception ~

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top
error: Alert: Konten Dilindingi !!