Tidak seperti di film Aladdin, Jin yang sesungguhnya mirip dengan manusia dan kau tidak akan bisa membedakannya. Kau bahkan tak perlu mencari lampu ajaib di dalam gua terlarang, karena beberapa budaya percaya bahwa makhluk yang kita sebut jin ini, berkelana bebas tanpa harus kau selamatkan terlebih dahulu.
Ia bisa menjadi temanmu, ya jenis teman yang bisa kau ajak ngobrol di sebuah warung kopi. Seperti pria disampingku ini misalnya, dengan segelas kopi saja kami bisa dengan cepat akrab seperti teman lama dan mengobrol banyak hal.
Aku mulai menceritakan kehidupan pribadiku, tentang putriku yang telah meninggal. Mengenang hal itu membuat darah mengalir cepat ke kepala dan mendidihkan amarahku.
Mobil putriku ditemukan di dasar jurang, habis terbakar api. Polisi mengatakan bahwa mereka tidak menemukan adanya tanda atau bekas tabrakan dengan kendaraan lain, dan dengan seenaknya saja memutuskan bahwa putriku bunuh diri. Tentu saja aku tak bisa menerimanya, aku sangat dekat dengan putriku, ia bukan orang yang sedang depresi, ia juga memiliki kehidupan yang berjalan lancar dan bahagia.
“Aku hanya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan putriku.” ucapku kepada pria tersebut.
“Keinginanmu adalah perintah untukku”, jawabnya sambil menenggak kopinya.
CreepyPasta Indonesia: Telepon Genggam
Tiba-tiba cahaya yang sangat menyilaukan menusuk mataku hingga aku harus menghalanginya dengan tanganku. Ternyata cahaya menyillaukan tersebut datang dari sebuah mobil yang sedang melaju kencang ke arahku. Aku terkejut dan tak bisa begerak, tubuhku serasa membeku.
Semua berjalan sangat lambat, saat itu terdengar decitan rem yang ditekan paksa, mobil itu membanting stir ke kiri untuk menghindariku, dan aku dengan jelas bisa meliihat wajah seorang gadis yang sedang ketakutan di kursi pengemudi. Mobil itu hilang kendali dan menabrak pembatas, lalu terjun bebas ke dasar jurang, menghantam bebatuan disertai ledakan besar.
Nafasku terengah-engah, seketika aku kembali ke warung kopi, dan pria itu masih ada disampingku. Dengan tersenyum sembari menaruh gelasnya ke atas meja, ia berkata..
Hati-hati dengan apa yang kau inginkan