Namaku Anna, 21 tahun, Seorang gadis biasa yang tinggal di Apartemen biasa di kawasan Manhattan, bersama seorang kakak perempuan yang juga biasa. Ya, hidupku serba biasa, kecuali hari ini.
Hari ini, aku tidur terlalu lama dan akhirnya terlambat. Aku sudah janji kepada Mary untuk datang ke rumahnya jam 9 malam agar kita bisa mendekorasi pesta ulang tahun-nya, dan sekarang sudah jam 9 lewat, belum lagi aku harus mengambil beberapa perlengkapan di rumah temanku yang lain.
Aku langsung bersiap-siap dan memesan Uber. Setelah itu aku langsung turun dan ke luar apartemen yang ternyata di luar sedang hujan. Sialnya lagi, hp-ku tidak ada sinyal, jadi aku tidak tahu di mana driver Uber saat ku ini.
Beberapa saat aku menunggu, akhirnya driverku datang juga. Kami-pun langsung berangkat.
Pesta ulang tahun Mary akan dimulai jam 10, dan sekarang sudah jam 9 lebih 30 menit. Aku hanya punya waktu sekitar 15 menit untuk mengambil bahan dekorasi dirumah temanku dan langsung menuju ke tempat Mary, huh, mudah-mudahan saja waktunya cukup.
Aku mencoba meminta driver Uberku untuk sedikit lebih cepat atau mengambil jalan pintas agar aku bisa lebih menghemat waktu. Dia orang yang baik dan ramah, aku jadi tidak enak sendiri meminta permintaan seperti itu, semoga saja tidak menjadi masalah jika dia mengambil jalur di luar aplikasi.
Ia mengambil jalan pintas ke daerah Distrik Garmen, kata kakakku tempat ini adalah salah satu lingkungan yang paling berbahaya di Manhattan. Aku tidak mengenali jalan ini dan Sinyal hp-ku masih belum bisa untuk ber-internet, jadi aku tidak bisa melihat GPS untuk mengetahui posisiku. Semuanya gara-gara hujan sialan ini.
Aku jadi agak takut melewati tempat ini, tapi aku tidak punya pilihan karena aku sudah mulai kehabisan waktu, dan aku lebih takut melihat Mary marah daripada preman-preman yang ada di distrik ini.
Mary Winchester, merupakan temanku yang paling menakutkan ketika sedang marah, aku pikir ia agak sedikit psikopat, hehe. Tapi jujur aku memang takut terlambat mempersiapkan pesta ulang tahun-nya. Huh, Jantungku malah jadi semakin berdebar karena memikirkannya
Tiba-tiba aku terkejut, ternyata hp-ku berdering.
“Arggh sial! Itu pasti Mary.” ucapku reflek
Dengan cemas aku mengeluarkan hp-ku dari dalam tas tanpa melihat lagi siapa peneleponnya, sambil memikirkan alasan apa yang harus kukatakan.
“Anna?” ucap seorang pria.
“Ah .. Ya, siapa ini?” tanyaku heran.
“Di mana kamu? Aku sudah sampai.” Jawabnya
“Ehm, sampai?, siapa ini? Apa kau saudaranya Mary? Jason?” tanyaku kebingungan.
“Apa? Bukan.. bukan. Aku James, Sopir Ubermu. Aku sudah menunggu di luar apartemen dari 5 menit yang lalu.”