Fenomena hipnotisme masih kurang dipahami oleh masyarakat umum dan ilmuwan. Melibatkan penggunaan induksi hipnotis dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan teknik arloji yang berayun, dan subjek kemudian diduga masuk ke dalam keadaan alam bawah sadar atau trans, di mana mereka memiliki kesadaran yang berbeda dari biasanya dengan fokus dan konsentrasi tinggi, yang mana memungkinkan penghipnotis mencapai semua jenis efek yang diklaim selama ini.
Penghipnotis diduga dapat mengurangi nyeri akut dan kronis pada subjek, menyebabkan mereka menghidupkan kembali ingatan masa lalu, bahkan menyebabkan mereka berhenti merokok atau minum alkohol, menurunkan berat badan, dan konsepsi yang paling populer adalah bahwa subjek sangat terbuka terhadap sugesti dan penghipnotis dapat membuat mereka melakukan segala hal yang biasanya tidak mereka lakukan.
Penggunaan khusus untuk hipnosis ini mungkin yang paling akrab bagi banyak orang, dengan citra penghipnotis membuat subjek melakukan hal yang memalukan misalnya menggonggong seperti anjing, bertingkah seperti ayam, dan sebagainya.
Bagi banyak orang di sinilah hipnosis dimulai dan diakhiri, yang dianggap tidak lebih dari tipuan panggung, tetapi ada beberapa kasus di mana tampaknya kekuatan sugesti ini sangat nyata, dan bahkan berujung… Kematian.
Kasus Hipnotis Arthur Everton
Saat itu malam tanggal 8 November 1909, dan Gedung Opera Somerville, di New Jersey, dipenuhi dengan orang-orang yang ingin melihat pertunjukan ahli hipnotis panggung terkemuka, Arthur Everton. Saat penghipnotis itu secara dramatik dan teatrikal melangkah ke atas panggung, matanya langsung mengamati kerumunan dan dia meminta sukarelawan dari penonton.
Dalam tindakan hipnotis, orang biasanya ragu-ragu untuk menjadi yang pertama secara sukarela. Tidak ada yang ingin menjadi yang pertama naik ke sana dan mengalami tindakan yang mungkin sangat memalukan, jadi penghipnotis biasanya menggunakan apa yang disebut “pemimpin” atau “kuda”, seseorang yang bekerja dengan ahli hipnotis dan menawarkan diri untuk maju lebih dulu,
Teorinya adalah bahwa begitu ada seseorang yang berani lebih dulu, maka orang lain akan lebih tenang atau bebas menjadi sukarelawan.
Pada malam itu, pemimpin/kuda Everton adalah seorang pria berusia 35 tahun, yang merupakan mantan pekerja jasa pemindahan piano dan konduktor trem bernama Robert (Bob) Simpson.
Keduanya telah bekerja bersama dalam tindakan hipnotis untuk sementara waktu, dan biasanya Simpson akan menjadi sukarelawan, dihipnotis, dan kemudian menarik lebih banyak orang yang mau melakukannya.
Acaranya itu berlangsung hingga akhir pertunjukan dan Everton sudah membuat banyak orang secara sukarela dihipnotis untuk melakukan segala macam hal komedi, tetapi karena ini adalah sesi final, para penonton kembali terdiam dan tidak ada lagi yang ingin menjadi sukarelawan.
Simpson kembali mengangkat tangannya dan menawarkan diri. Untuk aksi terakhir ini, rencananya adalah Everton akan menghipnotis Simpson dan memerintahkannya untuk menjadi kaku sambil berbaring horizontal di dua kursi.
Sebuah artikel di New York Times akan menjelaskan tindakan tersebut:
Dia melakukan beberapa perintah, memberi sugesti kepada Simpson yang sudah dalam kondisi trans agar tubuhnya menjadi kaku, dan memang terjadi. Everton kemudian meminta petugas membaringkan tubuh Simpson yang kaku di dua kursi, kepala bertumpu pada satu kursi dan kakinya berada di sisi lain, lalu Everton menginjak naik perut subjek dan kemudian kembali turun.
Dua petugas, bertindak di bawah perintahnya, mengangkat Simpson kembali ke posisi berdiri, dan Everton, bertepuk tangan, lalu berteriak ‘Relax!’. Tubuh Simpson langsung melemas secara tiba-tiba sehingga tergelincir dari pegangan salah satu petugas dan tubuhnya terjatuh dengan kepala membentur salah satu kursi.
Penonton tersentak, tetapi tidak yakin apakah ini bagian dari akting atau tidak, dan beberapa orang bahkan mulai bertepuk tangan, tetapi tak perlu waktu lama ketika semuanya menjadi jelas, saat Everton membungkuk di atas tubuh Simpson dan mulai berteriak panik memanggil dokter.
Sementara itu, Everton terus berusaha mengeluarkan Simpson dari kondisi trans, tetapi ini sulit dilakukan karena dia sudah … mati.
Memang, dokter daerah Dr. WH Long mengumumkan Simpson meninggal di tempat kejadian, tetapi Everton tidak setuju bahwa asistennya sebenarnya sudah mati.
Dia memberi tahu dokter dan pihak berwenang bahwa dia yakin Simpson masih dalam kondisi trans, berada dalam keadaan mati suri, dan bahwa dia dapat menghidupkannya kembali jika diberi lebih banyak waktu.
Dia diizinkan untuk mencoba, tetapi meskipun bekerja berjam-jam untuk mencoba dan membawa Simpson kembali, sepertinya tidak ada yang berhasil, dan Simpson tetap tak bernyawa.
Everton dibawa ke penjara setempat, didakwa melakukan pembunuhan dan menghadapi hukuman yang berat, tetapi dia tetap menolak untuk mengakui bahwa Simpson telah tewas. Dia sekarang memohon kepada pihak berwenang untuk membiarkan dia mencoba satu hal lagi, untuk memungkinkan dia memanggil ahli hipnotis kedua yang mungkin berhasil.
Pihak berwenang tentu saja bingung dengan permintaannya, tetapi karena mereka berpikir bahwa tidak ada salahnya untuk mencoba, mereka kemudian melepaskan Everton untuk menghubungi temannya, sesama penghipnotis yang juga merupakan Profesor Emeritus di Universitas Columbia, bernama William Davenport.
Setelah Everton menjelaskan apa yang telah terjadi, Davenport setuju bahwa Simpson mungkin masih hidup dan dalam keadaan beku, Katalepsis, seperti mati suri, jadi dia setuju untuk pergi kesana dan mencoba menggunakan kemampuannya untuk membawa orang itu kembali.
Ketika Davenport tiba di kamar mayat, dia langsung melakukan apapun yang bisa ia lakukan, menggunakan perintah hipnotis pada mayat tersebut dan berkata:
Bob! Jantungmu! Bob! Jantungmu! Jantungmu berdetak! Bob, jantungmu mulai bekerja. Itu sudah dimulai. Dengarkan kataku, Bob, lihat, jantungmu mulai berdetak. Dengar, Bob, detak jantungmu sangat kuat. Bob, jantungmu mulai berdetak.
Profesor itu terus mengatakan hal-hal tersebut, mengulanginya selama berjam-jam, menggunakan nada dan pendekatan yang berbeda mulai dari yang ramah dan riang hingga memerintah dan bahkan marah, tetapi jantungnya tetap tidak berdetak, Simpson tidak bergerak atau duduk atau mulai bernapas lagi, dan dia masih diam dan dingin.
Di mata polisi, semua sudah sangat jelas bahwa pria itu sudah benar-benar mati, tetapi Everton terus bersikeras bahwa trans yang dialami Simpson sangat dalam, mengatakan bahwa dia sebenarnya masih hidup, tetapi polisi langsung menyeretnya kembali ke penjara.
Faktanya, dia masih menyatakan Simpson masih hidup bahkan ketika petugas pemeriksa mayat sampai pada kesimpulan bahwa pria itu telah meninggal seketika karena arteri yang pecah.
Beruntung bagi Everton, karena penyebab pecahnya arteri tersebut tidak dapat ditentukan, dan meskipun terlihat secara kasar bahwa dialah penyebab kematian Simpson, tetapi tidak ada bukti langsung bahwa Everton ada hubungannya dengan itu semua, hingga akhirnya dia dibebaskan.
Seorang dokter berkata:
Kematian terjadi seketika dan terbukti terjadi tepat saat Simpson keluar dari trans. Apakah ketegangan yang dia alami ketika Everton berdiri di atas tubuhnya selama kekakuannya menyebabkan kerusakan tersebut masih tidak dapat dipastikan.
Everton akan berhenti tampil dan menjadi tidak dikenal, hingga akhirnya dia ditangkap lagi, kali ini karena menyelundupkan minuman keras terlarang. Selama penangkapannya, dia bahkan diduga mengomel bahwa dia bisa saja menghentikan polisi dengan hipnotisme tetapi memilih untuk tidak melakukannya.
Setelah ini, dia menghilang ke dalam sejarah, nasib akhirnya tidak jelas. Apakah dia ada hubungannya dengan kematian asistennya? Apakah ini hanya kebetulan yang luar biasa atau apakah hipnotis benar-benar membunuhnya?
Ada banyak hal yang masih belum kita mengerti tentang hipnotis, jadi sulit untuk mengatakannya, sehingga kita hanya bisa membiarkannya tetap menjadi sejarah yang aneh dan penuh misteri.