Dimana kesalahanku hingga semua ini terjadi?
Hari itu seharusnya menjadi hari yang sama seperti hari-hari biasanya di sekolah, membosankan. Dengan pikiranku yang terus berkelana sepanjang pelajaran, menunggu jarum jam untuk berhenti di waktu saat kelas berakhir.
Memang, aku selalu ingin keluar dari tempat yang aku anggap penjara ini, namun tidak begini caranya. Bahkan tak pernah aku berpikir ataupun berharap semua ini akan terjadi, tidak sekalipun.
Suara nyaring alarm kebakaran seperti mengiris telinga kami, membuat kami tertegun kebingungan. Aku bahkan tidak sadar ternyata seorang guru sudah menarik-ku keluar dari kelas bersama anak-anak lain menuju ke koridor berwarna hijau.
Di sanalah suara tembakan itu aku dengar, disertai dengan suara teriakan anak-anak yang memekakan telinga. Semua orang panik, mereka berlari dan berusaha menyelamatkan diri masing-masing.
Aku melihat Joni tersandung jatuh ke lantai lalu melihat pundaknya yang memerah menodai seragam putihnya, ada juga Tylor yang berlari sambil memegangi lengan kirinya, dimana darah mengucur deras melewati jari-jemarinya.
Aku mencoba mendekat dan berjalan belawanan dari kerumunan itu, namun alih-alih melewati mereka, aku malah diterjang dan masuk dalam iring-iringan kepanikan mereka. Saat itulah, di depan mataku, ada teman sekelas-ku Jessica.
Ia berlutut dengan tatapan terkunci ke arahku seperti mengisyaratkan bahwa inilah akhir hidupnya. Tak lama, ia pun jatuh ke tanah tepat ketika suara tembakan terdengar disertai dua peluru menembus punggungnya, aku ikut tersungkur menangkap tubuhnya agar ia tidak terbanting ke lantai.
Deringan alarm kebakaran, disambut dengan teriakan hingga ujung dua koridor. Semua itu seperti “klik” sesaat ketika aku melihat Adam berdiri di depanku. Ia adalah teman sekelasku, yang juga teman sekamarku, bahkan sahabat baikku, menggengam sebuah senapan yang mengarah tepat ke kepalaku.
Disana Adam berdiri mematung dengan napas tersengal-sengal, hampir mirip dengan tubuh dari orang-orang yang kukenal yang sedang terbujur di lantai dan memenuhi semua sudut sekolah dengan aliran darah mereka.
Sesaat kemudian, dua orang satpam berlari di belakang Adam, dan menerkam tubuhnya lalu dijatuhkan ke lantai. Ia melepaskan tembakan sehingga pelurunya bergema di seluruh koridor, namun sepertinya ia harus berhenti disini. Salah satu satpam bertubuh besar berhasil melepaskan senapan tersebut dari tangan Adam dan menindih tubuhnya sehingga ia tidak dapat bergerak.
Satpam yang satunya lagi berteriak ke arahku untuk segera pergi dari sini dan menyelamatkan diri. Namun aku saat ini hanya bisa membisu menatap semua kejadian ini, pikiranku kosong. Dimana kesalahanku hingga semua ini terjadi?
Adam seharusnya baru mulai menembak setelah mendapat sinyal dariku.
Suka cerita begini.. karena endingnya sulit diduga. keren thor
Jadi mereka mau… Kabur dari sekolah gitu??
Bukan. Kalo bisa dapet creepypastanya, Cerita ini lebih “Ngeri” dibanding hanya kabur dari sekolah 🙂