Pada 4 Desember 1933, Agnes Tulfverson, seorang pengacara di sebuah firma hukum yang sukses di Chicago, Illinois, menikah dengan seorang kapten Angkatan Darat Yugoslavia bernama Ivanovich Poderjay, yang dia temui dalam perjalanan ke London.
Keduanya memiliki kisah cinta yang luar biasa, seperti dongeng yang seharusnya berakhir bahagia. Mereka juga sedang merencanakan pelayaran besar ke Eropa untuk bulan madu, dan sehari sebelum pelayaran, Agnes pergi berbelanja dengan seorang teman, setelah itu pembantunya membantunya berkemas untuk perjalanan tersebut.
Agnes kemudian menarik $ 25.000 dolar dari banknya dan menelepon saudara perempuannya untuk memberitahu bahwa dia akan pergi berlibur selama beberapa bulan dan akan kembali pada bulan April.
Mereka berencana menggunakan kapal Ocean Liner, S.S. Hamburg pada tanggal 20 Desember untuk memulai pengalaman bulan madu yang romantis dan mengasyikkan.
Namun, tidak ada yang tahu bahwa kapal pesiar ini akan berlayar menuju misteri gelap yang belum terpecahkan hingga hari ini, yang penuh dengan konspirasi, kasus penghilangan, dan mungkin… pembunuhan.
Misteri Hilangnya Agnes Tulfverson
Selama perjalanan tersebut, Agnes sama sekali tidak menanggapi surat dari saudara perempuannya, dan karena khawatir saudaranya kemudian menghubungi pihak berwenang yang segera melakukan penyelidikan. Namun, penyelidikan hilangnya Agnes justru membuka fakta lain yang lebih mencengangkan.
Sang suami, Ivanovich Poderjay ternyata sebelumnya pernah menipu seorang wanita tua untuk mendapatkan tabungan hidupnya, dia juga ternyata sudah memiliki istri yang bernama, Suzanne Marguerite Ferrand, saat menikahi Agnes.
Pria itu adalah manipulator yang tidak tahu malu, seorang penipu yang bahkan tidak pernah bertugas di militer sama sekali, dan semua ini langsung membuat polisi mengibarkan bendera merah.
Penggalian lebih lanjut yang dilakukan polisi berhasil menemukan fakta bahwa mereka tidak pernah meninggalkan Hamburg seperti yang dijadwalkan, dan Poderjay telah berlayar dari New York sendirian, dua hari kemudian, pada tanggal 22 Desember dengan kapal bernama Olympic, menuju Cherbourg dan kemudian Southampton.
Karena semua hal yang mencurigakan ini, polisi mencoba mewawancarai sebanyak mungkin orang yang bisa menjelaskan tentang pria misterius tersebut dan aktivitasnya sebelum dan selama pelayaran.
Pembantu Agnes, Eva, telah melihat Poderjay sendirian di apartemen dan sedang mengobrak-abrik barang-barang pribadi Agnes pada tanggal 22 Desember, hari dimana ia akan berangkat dengan pelayaran solonya.
Eva mengatakan bahwa ketika dia bertanya dimana Agnes berada, Poderjay tampak gugup dan mengatakan kepadanya bahwa “Agnes ada keperluan penting di Philadelphia,” Poderjay juga menginstruksikan Eva untuk membakar semua dokumen Agnes sebelum pergi.
Anehnya, dia kemudian memberitahu manajer gedung sebuah cerita berbeda bahwa Agnes telah pergi terlebih dahulu ke Eropa.
Polisi juga berbicara dengan staf di Olympic dan menemukan bahwa dia datang dengan jumlah koper yang tidak masuk akal hanya untuk satu orang, termasuk empat koper, salah satunya sangat besar, dan enam tas kecil.
Awak kapal akan mengklaim bahwa Poderjay menghabiskan sebagian besar pelayarannya di kamarnya dan menolak untuk membiarkan barang bawaannya keluar dari pandangannya sepanjang waktu.
Melalui semua ini tidak ada tanda-tanda Agnes kecuali telegram dari London pada tanggal 2 Januari 1934 yang diterima saudara perempuannya, mengatakan bahwa dia telah tiba dan dalam keadaan baik-baik saja, tetapi bagi polisi ada sesuatu yang aneh tentang semua ini.
Polisi akhirnya berhasil melacak Poderjay di Vienna, Austria, pada bulan Juni 1934, dan dia keluar dari pintu dengan sebuah kebohongan. Awalnya dia membantah pernah menikah dengan Agnes, namun kemudian mengakuinya ketika diperlihatkan bukti nyata pernikahan mereka dan diancam dengan tuduhan Bigami (Hukum yang melarang untuk seseorang menikah ketika masih terikat dengan pernikahan sebelumnya.)
Poderjay kemudian mengisahkan bagaimana Agnes pernah bercerita bahwa dia tidak bahagia dalam hubungan asmara yang dialaminya dengan seorang pria beristri, sampai-sampai dia berpikir untuk bunuh diri, dan Poderjay mengatakan bahwa dia menikahinya hanya karena keinginan yang baik. untuk “merehabilitasi Agnes.”
Ketika ditanya tentang apa yang terjadi pada Agnes setelah pelayaran bulan madu yang direncanakan, dia mengatakan kepada polisi, “dia mungkin sedang dalam tur keliling dunia,” dan mengatakan dia tidak tahu dimana keberadaannya.
Anehnya, cerita ini akan berubah lagi ketika dia kemudian memberitahu polisi bahwa sebenarnya, Agnes telah mengubah identitasnya dan pergi untuk tinggal di Kanada. Sampai saat ini, tidak pernah jelas alasan mengapa mereka berpisah.
Polisi di Amerika Serikat sekarang mencoba mengekstradisi Poderjay dari Austria, tetapi pada saat itu pihak berwenang Austria tidak mau melakukan ini hanya karena tuduhan bigami, jadi jelas bahwa mereka membutuhkan sesuatu yang lebih konkret untuk melanjutkan kasus ini.
Mereka kemudian mengetahui bahwa mantan pacar Suzanne menghilang tak lama setelah dia mulai berkencan dengan Poderjay, tetapi ini tidak bisa menjadi bukti apa pun, selain petunjuk yang memang terlihat mencurigakan.
Mereka mulai curiga bahwa pria itu mungkin telah membunuh Agnes dan melemparkannya ke laut untuk membuang mayatnya, tetapi tidak ada bukti kuat akan hal itu sama sekali.
Saat semua ini terjadi, penemuan mengerikan kembali terjadi pada bulan Juni 1934 di stasiun kereta King’s Cross, London, dimana sebuah bagasi kapal uap besar ditemukan, yang berisi tubuh dan kaki wanita yang dibungkus dengan kertas coklat kaku dan dikemas ke dalam bagasi dengan wol.
Tubuhnya adalah seorang wanita mungkin berusia 40-an, dan kepala serta lengannya, yang secara kasar dipotong dengan gergaji… hilang. Tidak ada luka luar selain potongan gergaji tersebut, sehingga sulit untuk menentukan penyebab kematiannya.
Karena wanita itu diperkirakan telah mati selama sekitar 3 minggu, tidak adanya wanita lokal yang dilaporkan hilang, kontak terakhir Agnes yang diduga dari London, dan Poderjay yang bepergian dengan bagasi besar seperti itu, maka diduga bahwa ini mungkin terkait dengan kasus hilangnya Agnes.
Ketika polisi menggeledah apartemen yang ditempati Suzanne dan Poderjay, mereka kemudian menemukan kotak pakaian, serta koper milik Agnes, dan Suzanne kemudian ditangkap ts tuduhan pencurian properti, tetapi ini tetap bukan bukti pembunuhan.
Beberapa noda kecoklatan juga ditemukan, namun dengan teknologi pada saat itu tidak ada yang dapat membuktikannya sebagai noda darah. Mayat yang ditemukan di bagasi juga tidak dapat diidentifikasi dengan alat forensik pada zaman itu, dan juga tidak dapat dibuktikan sebagai bagasi milik Poderjay.
Namun, pada akhirnya polisi masih berhasil mengekstradisi dia ke Amerika Serikat, hanya untuk dapat menuntutnya dengan yang tidak lebih dari kasus Bigami.
Poderjay hanya akan mendapatkan hukuman dalam waktu singkat hingga akhirnya dibebaskan dan pulang ke rumah untuk tinggal kembali bersama Suzanne. Tidak ada tubuh dan tidak ada bukti lebih lanjut untuk menuntutnya atas apapun yang berhubungan dengan hilangnya Agnes Tulfverson.
Mempertimbangkan semua bukti tidak langsung yang memberatkannya, tampaknya Poderjay telah berhasil melakukan kejahatan yang sempurna.
Kasus hilangnya Agnes Tulfverson adalah misteri yang sangat dalam dan berbelit-belit, sehingga hanya akan menimbulkan banyak pertanyaan.
Apa yang terjadi dengan Agnes, yang pergi berlayar dengan pria impiannya dan tidak pernah kembali? Kapan dia hilang dan apa yang terjadi padanya? Apakah dia pergi sendiri tanpa memberi tahu siapa pun, atau apakah dia dibunuh?
Peran apa yang dimainkan oleh suaminya yang penuh tipu daya itu dan bagaimana dia bisa keluar dari semuanya tanpa tuntutan yang berarti? Apapun masalahnya, satu hal yang kita tahu pasti adalah bahwa Agnes Tulfverson, atau jejak-jejaknya tidak pernah ditemukan.