Terletak di Cascade Range of the Pacific Northwest di negara bagian Washington, ada sebuah gunung yang dikenal dengan nama Gunung Rainier, sebuah stratovolcano aktif yang besar,
Gunung Rainier adalah gunung tertinggi di Washington dengan ketinggian 14.411 kaki (4.392 m), dan dikelilingi oleh Padang gurun seluas 236.381 hektar yang telah ditetapkan sebagai Taman Nasional Gunung Rainier.
Kaya dengan satwa liar, air terjun, padang rumput subalpine, gletser, dan hutan tua, kawasan ini sangat populer untuk segala macam kegiatan outdoor termasuk hiking, berkemah, dan mendaki gunung yang menarik banyak orang setiap tahun.
Namun, Gunung Rainier tampaknya memiliki “rasa lapar”, karena di spot ini banyak kasus orang hilang yang belum terpecahkan, kebanyakan dari mereka datang ke sini dan tidak pernah kembali lagi.
Orang Yang Hilang Secara Misterius di Gunung Rainier
Salah satunya, terjadi pada 11 November 1997, Chet Hanson yang berusia 27 tahun pergi bertamasya di sepanjang Deer Creek Falls Trailhead di Taman Nasional Mt.Rainier. Dia adalah Seorang fotografer yang rajin, membawa serta peralatan kamera seberat 35 pon, dan berencana untuk mengambil beberapa foto bagus dari kemegahan alam daerah tersebut.
Dia tidak berencana untuk pergi lama, dan ketika dia pergi pagi itu, dia memberitahu ibunya bahwa dia akan kembali ke rumah pada waktu makan malam.
Cuaca pada saat itu cerah dan hangat, jalur yang dia tempuh telah dilalui dengan baik dan tidak terlalu menantang, jadi seharusnya tidak ada alasan untuk khawatir tentang sesuatu yang tidak beres. Tetapi nyatanya, Chet tidak akan pernah kembali dari perjalanannya.
Malam itu dia tidak pulang, dan ketika keesokan harinya dia tidak muncul untuk bekerja di Alaska Airways, dia dilaporkan hilang.
Polisi dapat menemukan kendaraannya yang diparkir di Deer Creek Falls Trailhead, dan mobil itu berisi satu set negatif film, termasuk satu dari Highway 410 dan satu lagi dari area Danau Tipsoo, satu set kunci rumah, sebuah kacamata. tas, dan berbagai dokumen, tapi tidak ada tanda-tanda Chet serta peralatan kameranya yang mahal.
Pencarian ekstensif di sepanjang jalan setapak tidak berhasil menemukan jejaknya, dan satu-satunya petunjuk yang didapatkan adalah seorang saksi yang mengaku melihat Chet di Shriner Peak sekitar tengah hari pada hari dia menghilang.
Diduga bahwa Chet mungkin keluar jalur, sehingga anjing pelacak, polisi, dan sukarelawan dibawa untuk melakukan pencarian yang lebih ekstensif, tetapi tidak ada jejak Chet atau peralatannya yang ditemukan, bahkan anjing pelacak tidak dapat mencium bau apapun, seolah-olah dia lenyap begitu saja dari muka bumi.
Beberapa tahun kemudian, pada Juli 1999, Taman nasional ini memakan orang lain lagi. Pada tanggal 8 Juli 1999, seorang editor berusia 34 tahun di New Press dan mantan editor serta penulis di The Village Voice, yang bernama Joseph “Joe” Wood, pergi ke Taman Nasional Gunung Rainier untuk melakukan hiking dan mengamati burung.
Dia tiba di taman sekitar pukul 12:30 dan itu akan menjadi saat terakhir ada orang yang melihatnya. Ketika Wood tidak hadir untuk pertemuan jurnalis penting pada keesokan harinya, rekan kerja mulai khawatir dan dia dilaporkan hilang.
Pihak berwenang menemukan mobil sewaan Wood diparkir di Area parkir Taman Nasional Rainier, tetapi tidak ada petunjuk tentang apa yang terjadi padanya dan pencarian tidak menghasilkan apapun.
Penjaga hutan mendapatkan petunjuk kecil ketika berbicara dengan seorang pejalan kaki lain bernama Bruce Gaumond, yang mengaku telah bertemu Wood pada hari dia menghilang. Menurut Gaumond, dia bertemu dengan Wood di jalan setapak Rampart Ridge di ketinggian sekitar 4800 kaki, dan Wood bertanya kepadanya tentang sejauh mana dataran bersalju di sana akan berakhir..
Keduanya berjalan bersama, tapi Gaumond kembali saat mereka mencapai jembatan yang sepenuhnya tertutup salju. Menurutnya, Wood tidak terpengaruh oleh dataran bersalju dan terus melanjutkan perjalanan, saat itu adalah penampakan resmi terakhir dari Joseph Wood.
Pada saat itu, jalan setapak sebagian besar tertutup oleh salju, dan itu akan menjadi medan yang cukup berbahaya, jadi diasumsikan bahwa dia mungkin terluka atau tersesat di hutan belantara.
Tim pencari yang menggunakan helikopter dan anjing pelacak menyebar untuk menjelajahi seluruh area, tetapi anehnya tidak ada jejak apapun yang ditemukan, dan ketika pencarian lain dilakukan setelah salju mencair, masih tidak ada petunjuk apapun tentang apa yang terjadi pada Joseph Wood, orang lain yang ditelan oleh Gunung Rainier.
Lebih dari 1 dekade lalu, Gunung Rainier kembali memakan korban, dan kali ini adalah seorang pria berusia 57 tahun, yang bernama Eric Lewis.
Pada tanggal 1 Juli 2010, dia sedang mendaki gunung di Taman Nasional Rainier. Pada saat itu, dia sedang mendaki dengan dua orang rekannya, Don Storm, Jr. dan Trevor Lane, di sebuah tempat yang disebut Gibraltar Ledges, yang merupakan sebuah rute menuju puncak gunung.
Pemimpin pendakian adalah Storm, diikuti oleh Lane dan kemudian Lewis di belakang, dan mengingat jarak pandang yang rendah dengan angin kencang, mereka menggunakan tali yang ditambatkan satu sama lain untuk mencegah salah satu dari mereka hilang.
Pada satu titik di ketinggian 13.900 kaki, mereka memutuskan untuk istirahat dan berkumpul bersama, tetapi saat itu Lewis tidak terlihat, dan ketika tali panjat ditarik ke atas, ternyata tali tiu tidak terikat padanya.
Sebaliknya, mereka menemukan simpul kupu-kupu di ujung tali tersebut, dan terlihat seolah-olah Lewis baru saja melepaskannya atau memotong dirinya dari tali tersebut. Kenapa dia melakukan hal ini? Tidak ada yang tahu.
Mengingat bahwa mereka sempat melihat Lewis diantara kabut beberapa menit sebelumnya, mereka berpikir dia mungkin berada tidak jauh dari sana dan akan segera kembali. Namun setelah beberapa lama, keberadaan Lewis masih tidak dapat ditemukan, dan tidak ada jejaknya baik menuruni bukit atau ke puncak gunung.
Dia menghilang begitu saja. Storm dan Lane kemudian kembali ke base camp dan menghubungi penjaga, yang segera melakukan pencarian besar-besaran di daerah tersebut, dan mereka hanya dapat menemukan ransel Lewis, tali panjat, dan sekop salju di sebuah gua salju di sebuah ketinggian 13.600 kaki, sedikit di bawah dari tempat dia menghilang.
Anehnya, meskipun tanah disana bersalju, satu-satunya jejak kaki Lewis yang ditemukan adalah yang dia buat saat mengikuti rekan pendakiannya di belakang, dan sama sekali tidak ada tanda bahwa dia keluar barisan dan pergi ke tempat lain.
Kasus ini sebenarnya sangat menakutkan karena tidak ada alasan baginya untuk melepaskan diri dari tali atau keluar dari barisan tanpa berkata sepatah kata pun kepada rekan-rekannya. Tidak ada jejak kaki lain yang bisa diikuti, dan dia benar-benar lenyap dalam hitungan menit.
Apa yang terjadi dengan Eric Lewis? Tidak ada yang tahu dan dia tidak pernah ditemukan hingga hari ini.
Kasus orang hilang di Gunung Rainier yang terbaru terjadi pada 9 Oktober 2020, ketika seorang antropolog sekaligus asisten profesor di departemen antropologi Universitas Washington, bernama Sam Dubal, yang berusia 33 tahun, pergi mendaki sendirian di sepanjang Taman Nasional Gunung Rainier melalui jalur Mother Mountain Loop, dekat Danau Mowich.
Dia adalah orang berpengalaman yang telah sering mendaki dan berkemah di seluruh dunia, dan dalam perjalanan kali ini, dia bahkan dipenuhi dengan peralatan dan perbekalan berkemah yang lengkap.
Dubal seharusnya kembali keesokan harinya, tetapi dia tidak melakukannya, dan pencarian menyeluruh yang dilakukan oleh National Park Service dan Angkatan Udara AS tidak dapat menemukannya, selain itu tidak ada hasil dari menghubungi ponsel yang dibawanya.
Pendaki lain yang melihatnya di sepanjang rute melaporkan bahwa dia tampak normal dan tidak mengalami kesulitan saat itu. Satu-satunya hal yang dapat ditemukan dari antropolog yang hilang ini adalah sebotol air yang tergeletak di tengah jalan setapak, dan hanya itu. Sampai hari ini dia masih hilang tanpa jejak.
Kadang-kadang, mayat orang yang hilang di Taman Nasional Gunung Rainier akan ditemukan, tetapi hal ini tidak banyak membantu dalam menjawab misteri bagaimana mereka bisa menghilang begitu saja.
Pada 18 Juni 2014, Karen Sykes yang berusia 70 tahun pergi hiking bersama rekannya di kawasan Danau Owyhigh di Taman Nasional Gunung Rainier.
Terlepas dari usianya, Sykes adalah pendaki gunung yang sangat berpengalaman, bahkan dia telah menulis buku dan artikel tentang masalah tersebut serta memiliki blog pendakian sendiri, jadi dia dipandang sebagai seorang ahli dan tahu jalan setapak di Gn. Rainier dengan sangat baik.
Pada hari itu, dia dan teman prianya Greg Johnston sedang mendaki Jalur Danau Owyhigh dengan tujuan agar Sykes dapat menulis artikel tentang jalur tersebut.
Ketika mereka mencapai ketinggian 5.000 kaki, Sykes memberi tahu Johnson bahwa dia akan berkeliling sebentar dan segera kembali, tetapi ternyata dia tidak pernah kembali. Anehnya adalah, cuaca saat itu sangat cerah, dan mereka telah melewati hamparan gunung yang telah ditandai dengan baik, dan dilewati berkali-kali sebelumnya.
Johnson mencarinya di sepanjang jalan dan tidak menemukan tanda-tanda ke mana Sykes pergi, sehingga penjaga segera diberitahu dan pencarian dilakukan dengan menggunakan enam kru darat, dua tim anjing, dan pesawat, tetapi hasilnya nihil.
Semua orang menganggap ini aneh, karena seorang pendaki yang tangguh dan berpengalaman bisa tersesat begitu saja di jalan yang mudah dan telah ditandai dalam cuaca cerah hanya dalam beberapa menit.
Pencarian akan berlangsung selama beberapa hari, dan di hari ketiga, tubuh Karen Sykes ditemukan dalam keadaan mengerikan.
Dia ditemukan di medan curam dan terjal yang jauh dari jalan setapak yang dia lalui, itu berada di daerah yang sulit dijangkau, jadi tidak ada yang tahu bagaimana atau mengapa dia bisa keluar dari jalan setapak dan berakhir mengenaskan di sana.
Yang membuat kasus ini semakin aneh adalah bahwa mayat Sykes tidak memiliki cedera fisik dan penyebab kematian yang jelas tidak dapat ditentukan, sehingga berakhir dengan kesimpulan petugas koroner bahwa dia telah meninggal karena campuran hipotermia dan kondisi jantung.
Bagaimana seorang berpakaian lengkap, di cuaca cerah, dengan yang (menurut teman dan keluarganya) berada dalam kondisi fisik sehat untuk usianya bisa tewas karena hipotermia?
Belum juga ditentukan mengapa dia keluar dari jalan setapak, padahal dia berkata hanya akan pergi sebentar kala itu, lalu bagaimana dia bisa menghilang dalam waktu sesingkat itu, atau berhasil sampai ke punggung bukit yang curam dan tewas secara mengerikan di sana. Jawabannya mungkin tidak akan kita dapatkan dalam waktu dekat.
Ada apa dengan Taman Nasional Gunung Rainier, mengapa ada banyak korban yang hilang secara misterius di sana? Apakah ini hanya akibat dari ulah medan dan hutan belantara, atau adakah hal lain yang terjadi di sini?
Tidak ada cara untuk benar-benar mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, dan saat ini Gunung Rainier dan Taman Nasionalnya yang luas memiliki banyak misteri yang aneh, dan orang-orang masih memiliki kebiasaan datang ke sini untuk tidak pernah keluar lagi.
Aw… bikin kenyang
mohon ijin mau saya bahas dikonten saya min
Silahkan, tapi jangan lupa untuk diberikan sumber dan backlink-nya yah.
Dan bisa dikirimkan juga link kontennya jika sudah jadi, ke email admin@rumahmisteri.com