Tidak ada yang aneh dari kembar identik Sabina Eriksson dan Ursula Eriksson. Mereka lahir pada tanggal 3 November 1967 di Sunne, Värmland, Swedia, dan mereka adalah orang normal yang menjalani kehidupan yang juga normal, tanpa riwayat penyakit mental atau sesuatu yang aneh tentang diri mereka.
Pada tahun 2000, mereka hidup berjauhan di belahan dunia yang berbeda. Ursula tinggal di Amerika Serikat sedangkan Sabina tinggal di Irlandia. Hingga pada bulan Mei 2008, Ursula memutuskan untuk mengunjungi saudara perempuannya itu.
Perjalanan itu awalnya sangat normal dan tidak ada hal aneh yang terjadi, layaknya sebuah perjalanan biasa untuk bertemu dengan saudara atau keluarga yang berada di negara lain. Sehingga tidak akan ada yang mengetahui bahwa perjalanan tersebut akan berubah menjadi misteri yang benar-benar membingungkan hingga detik ini.
Pertemuan kembali Ursula dan Sabina Eriksson
Setelah Ursula berhasil bertemu dengan saudari kembarnya, Sabina di Irlandia. Tiba-tiba saja secara spontan dan tanpa direncanakan, Sabina mengatakan bahwa ia ingin melakukan perjalanan ke Liverpool, Inggris.
Tentu saja hal ini cukup aneh, karena mereka tidak memberitahu siapapun mengenai perjalanan tersebut, dan mereka memutuskan untuk pergi ke Liverpool hanya dalam beberapa jam setelah pertemuan mereka di Irlandia, tanpa rencana sama sekali, dan tanpa ada seorangpun yang mereka kenal di Liverpool.
Bahkan tidak diketahui secara pasti apa tujuan mereka dan tempat mana saja yang akan mereka kunjungi di Liverpool secara spesifik.
Telepas dari itu semua, mereka langsung mengemasi barang-barang dan berangkat menggunakan kapal feri menuju ke Liverpool. Mereka akan tiba pada tanggal 17 mei, dan sempat berhenti di kantor polisi karena Sabina bertengkar dengan suaminya pada malam sebelumnya dan ia ingin polisi memeriksa apakah anak-anaknya baik-baik saja bersama suaminya tersebut
Sesampainya di Liverpool, saudara kembar ini menaiki bus National Express ke London pada pukul 11.30, dan disinilah mereka mulai terlihat aneh. Supir bus kala itu, mengatakan bahwa tidak satupun dari mereka yang terlihat melepaskan tas mereka, tas itu benar-benar digenggam erat dengan cara yang sangat protektif.
Mereka berdua juga sempat mengeluh tidak enak badan. Sopir bus menganggap itu semua sangat aneh, dan menyarankan agar mereka mendaftarkan bagasi mereka seperti penumpang lainnya, tetapi mereka berdua menolak dengan keras, sehingga mereka diusir dari bus dan diturunkan di pom bensin Keele, yang merupakan perhentian tak terjadwal.
Begitu tiba di Keele, mereka terus bertingkah aneh, tersandung-sandung memegangi tas mereka dan bertingkah laku tidak menentu, sehingga seorang karyawan di pom bensin tersebut menelepon polisi karena mengira mereka mungkin membawa bom.
Namun, ketika polisi mendatangi dan berbicara kepada mereka, si kembar tampak baik-baik saja, tenang, dan normal, sehingga tidak ada tindakan yang diambil saat itu. Ketika para polisi pergi, Ursula dan Sabina masih terliha normal, hingga semuanya kembali berubah menjadi aneh.
Kegilaan mulai terjadi di Jalan Raya M6
Keduanya berjalan kaki menuju jalan raya M6 di dekat pom bensin, di mana mereka berjalan langsung ke jalan raya dan berjalan di marka garis tengah. Tentu saja ini bukan kejadian yang biasa, sehingga polisi kembali mendatangi mereka untuk membantu saudara kembar yang jelas bermasalah ini.
Tetapi ketika polisi berlari mendekati mereka, kekacauan pun mulai terjadi. Mereka secara tiba-tiba juga ikut berlari menyebrangi jalan raya yang sibuk. Alhasil, meskipun Ursula berhasil selamat menyebarang ke sisi jalan, tapi tidak dengan Sabina, yang tertabrak oleh mobil.
Namun luar biasanya, Sabina bisa langsung bangkit seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan berhasil menghampiri saudarinya. Mereka berdua kemudian kembali berlari menyebrangi sisi jalan yang berlawanan arah, namun kali ini sebuah mobil berhasil menabrak mereka dengan telak.
Ursula tertabrak dengan sangat keras hingga menghancurkan kakinya, dan Sabina pingsan di tempat. Petugas dari agen Highway Agency dan Central Motorway Police Group berkumpul di tempat kejadian aneh itu, dan mereka bergegas untuk membantu suadara kembar tersebut.
Namun pemandangan yang kacau dan tidak biasa itu masih jauh dari kata akhir.
Paramedis akhirnya datang untuk membantu si kembar yang terluka, tetapi saat mereka memberikan bantuan, Ursula bertindak sangat agresif, mengutuk, meludah, dan menendang dengan kakinya yang patah sembari berkata, “Aku mengenali kamu – aku tahu kamu tidak nyata!”
Sabina, yang sampai saat itu tidak sadarkan diri, tiba-tiba sadar kembali dan mengamuk, melompat untuk meninju dan menendang paramedis dan petugas polisi sambil dengan samar meneriakkan “Mengapa kamu membunuhku?” pada mereka.
Dia berhasil meloloskan diri ketika coba ditenangkan dan berteriak, “Mereka akan mencuri organ-mu!” dan kemudia ia kembali berlari ke jalan raya sambil berteriak minta tolong pada mobil yang lewat.
Setelah perlawanan yang cukup menyusahkan karena Sabina mengambil posisi bertarung dan menyerang siapa saja yang mendekat, ia akhirnya dapat ditenangkan dengan cara dibius.
Hebatnya, semua kejadian tersebut berhasil tertangkap kamera oleh kru televisi kecil yang kebetulan berada di sana yang sedang merekam sebuah episode reality show bernama Motorway Cops bersama para petugas.
Kedua anak kembar yang terluka itu kemudian dibawa ke rumah sakit di Stoke-On-Trent untuk dirawat dan diinterogasi, tetapi bahkan disini cerita masih belum berakhir, dan malah menjadi semakin aneh.
Keanehan Pasca Kejadian di Jalan Raya M6
Setelah insiden di jalan raya, Sabina menjadi tenang secara substansial, dan setelah dirawat ternyata yang luar biasanya ia hanya menderita luka ringan, kemudian setelah sesi pengadilan kecil dia dijatuhi hukuman hanya satu hari dalam tahanan, tanpa evaluasi psikiatris dan tidak menghadapi hukuman nyata untuk apa yang terjadi di jalan raya.
Terlepas dari kenyataan bahwa dia telah menyebabkan kecelakaan dan telah memukul petugas polisi, hari penahanannya dianggap sebagai waktu yang sudah ia habiskan selama sesi perawatannya, dan dia dibebaskan hanya 5 jam setelah tiba di rumah sakit.
Melihat Sabina tidak mengenal siapa pun di Stoke-On-Trent dan benar-benar tidak tahu di mana dia berada, dia kemudian hanya berkeliaran tanpa tujuan, dan yang selanjutnya terjadi adalah hari terungkapnya semua kejadian aneh tersebut.
Saat Sabina berkeliaran di jalan-jalan kota dengan linglung, dia didekati oleh seorang Samaria yang baik hati bernama, Glenn Hollinshead yang berusia 54 tahun, yang sedang berjalan-jalan dengan anjing dan temannya, Peter Molloy.
Hollinshead menawarkannya bantuan, sehingga ketiganya kembali ke rumahnya. Pada saat ini Sabina sekali lagi dalam keadaan tenang, bahkan bermain dengan anjing milik Hollinshead, dan dia menjelaskan kepada kedua pria itu bahwa dia terdampar di luar sana dan berusaha menemukan saudara perempuannya yang hilang.
Setelah itu, ia dilaporkan kembali menunjukan perilaku yang tidak menentu, seperti sering mondar-mandir dan terus-menerus memeriksa jendela seolah mengharakan terjadi sesuatu di luar sana.
Sabina juga sangat paranoid, bahkan mengambil kembali beberapa batang rokok yang dia tawarkan kepada kedua pria itu, karena dia menyadari mereka “mungkin diracuni.” Peter Molloy nantinya akan mengatakan bahwa dia mengira pada saat itu Sabina sedang kecanduan dan mungkin sedang lari dari seseorang.
Pembunuhan yang dilakukan Si Kembar Sabina Eriksson
Hari berikutnya dimulai dengan cukup normal. Hollinshead menelepon Malloy untuk memberitahunya bahwa dia akan mencoba membantu Sabina menemukan saudara perempuannya hari itu, dan dia terlihat bersikap normal, bahkan berbicara dengan beberapa tetangga dengan cara yang ramah dan tidak bertingkah takut atau gugup sama sekali.
Perilaku normal tersebutlah yang membuat semua tetangga merasa aneh ketika Hollinshead terlihat berlari keluar rumah dan tersandung lalu berteriak “Dia menikamku!.”
Hollinshead kemudian pingsan dan mati di tempat karena terlalu banyak kehilangan darah. Ia ditikam sebanyak lima kali.
Sementara itu, Sabina melarikan diri dari tempat kejadian dengan sangat cepat. ia membawa potongan genteng rumah dan juga sebuah palu yang ia curi dari sana. Ia kemudian membenturkan kepalanya sendiri dengan kedua benda tersebut.
Dalam periode kegilaannya tersebut, ada beberapa orang yang mencoba menghentikannya namun anehnya Sabina justru semakin tak terkendali dan membenturkan kepala mereka dengan potongan genteng yang ia bawa, bukan dengan palu.
Polisi akhirnya tiba dan segera mengejar wanita muda yang menggila itu. Mereka mengejarnya ke jembatan di mana mereka mengira telah berhasil memojokan Sabina, namun ternyata dugaan mereka salah.
Saat itu Sabina tanpa ragu-ragu langsung memanjat pagar dan terjun sejauh 40 kaki ke jalan raya yang sibuk di bawahnya. Tentunya yang ia dapatkan adalah dua pergelangan kaki yang patah dan tengkorak yang retak.
Pelarian Sabina berakhir di sana dan dia kembali dibawa ke rumah sakit untuk perawatan, setelah itu dia segera ditangkap dan diadili pada September 2009.
Meskipun dia mengaku bersalah atas kejahatan pembunuhan, namun dia tidak pernah memberikan penjelasan sama sekali untuk perilakunya yang aneh atau motif untuk membunuh Hollinshead yang telah membantunya.
Kejanggalan dan Keanehan Kasus Si Kembar Ursula dan Sabina Eriksson
Persidangan yang ia jalani juga sedikit konyol, karena rekaman video eksklusif yang diambil dari insiden M6 tidak digunakan sebagai bukti, dan dia ditemukan tidak memiliki tanggung jawab “sepenuhnya”, karena ia ditetapkan menderita serangan “Psikosis Bersama” dengan saudara perempuannya.
Penyakit ini juga dikenal dengan nama Folie à deux yang dalam bahasa peranci berarti “Kegilaan dua orang”, meskipun ia dianggp waras pada persidangan.
Hingga akhirnya, Sabina Eriksson dinilai tidak memiliki kesadaran sepenuhnya saat melakukan semua tindakan gilanya, dan dijatuhi hukuman penjara singkat yang hanya 5 tahun, dan sebagian besar prosesnya dianggap sebagai waktu penahanan yang membuatnya dapat bebas pada tahun 2011.
Sabina kemudian menghilang begitu saja dari muka bumi, keberadaannya tidak diketahui setelah itu.
Kakaknya, Ursula, kemudian dibebaskan dari rumah sakit dan tidak pernah dituduh melakukan kejahatan sama sekali, dan dikembalikan untuk tinggal bersama keluarganya, dia juga tidak pernah menawarkan penjelasan apa pun untuk apa yang sebenarnya terjadi.
Pasca insiden dan persidangan, terjadi banyak perdebatan dan diskusi tentang apa yang sebenarnya dialami oleh saudara kembar Eriksson ini.
Apa yang menyebabkan kedua saudara kembar ini melakukan apa yang mereka lakukan? Tidak ada bukti yang ditemukan obat atau alkohol dalam tubuh mereka, mereka tidak memiliki riwayat penyalahgunaan zat atau penyakit mental, lalu apa yang terjadi?
Mengapa mereka tiba-tiba mengamuk seperti orang gila bahkan hingga membunuh seseorang? Apakah itu gangguan psikotik dan “psikosis bersama” atau apakah ada sesuatu yang lain?
Kakak mereka Leon kemudian secara samar menyatakan bahwa mereka sedang “dikejar oleh maniak,” tetapi ini tidak pernah terbukti dan dia tidak pernah menjelaskan perilaku mereka lebih lanjut. Apa yang terjadi dengan si kembar yang menyeramkan ini?
Menambah keanehan dalam kasus ini, Sabina seharusnya tidak pernah dibebaskan dari tahanan sejak pertama kali ia dibawa masuk ke sana. Terlepas dari kegilaan yang ia lakukan di jalan raya, Sabina tidak pernah menjalani evaluasi mental apapun, dan seharusnya menurut hukum, dia dapat ditahan tanpa batas waktu hingga ada setidaknya satu evaluasi yang dilakukan.
Ini menjadi lebih menarik ketika seseorang menyelidiki potongan rekaman di jalan raya yang anehnya dipotong oleh pihak berwenang dari rekaman aslinya sebelum dirilis ke publik. Rekaman itu menunjukan dua petugas polisi yang mengatakan bahwa Sabina harus segera ditahan untuk dilakukan evaluasi mental, yang mereka sebut “136.”
Mengapa hal tersebut tidak dilakukan dan mengapa potongan rekaman tersebut dihapus dari rekaman aslinya tidak pernah dijelaskan hingga saat ini.
Sementara itu, saudara laki-laki Hollinshead, Gary yang kecewa bahwa Sabina tidak pernah dievaluasi, mengatakan:
Kami tidak menganggapnya bertanggung jawab, sama seperti kami tidak akan menyalahkan anjing gila karena menggigit seseorang. Dia sakit dan sebagian besar, tidak bertanggung jawab atas tindakannya.
Tapi gangguan mentalnya seharusnya sudah dikenali lebih awal. Saya memang mempertanyakan sistem peradilan pidana yang mengizinkan seseorang seperti ini untuk dibiarkan keluar ketika dia mampu melakukan kejahatan seperti itu.
Kondisi mentalnya seharusnya dievaluasi dengan baik setelah apa yang dia lakukan di jalan raya dan pengalaman yang didapat polisi. Gangguan mentalnya seharusnya sudah diketahui sebelum dia diturunkan ke masyarakat…
Glenn melihat Eriksson dalam kesulitan dan hanya mencoba membantu. Dia bertindak sangat cepat untuk membantu seseorang yang berada dalam kesulitan. Itu sudah sifatnya. Dia mencoba membantu. Dia akan membantu siapa saja. Jika dia melihat perkelahian di jalan dan seorang pria kalah, dia akan membantu.
Kasus yang sangat aneh dari si kembar Eriksson ini telah menjadi salah satu kasus teraneh yang tercatat di Inggris, dan telah menjadi fokus dari film dokumenter Madness in the Fast Lane, yang secara kebetulan juga memotong rekaman kontroversial polisi yang menunjukkan 136.
Apakah itu kebetulan? atau sedang ada yang ditutupi? Tak ada yang tau. Tidak pernah ada penutupan untuk kasus ini, dan hingga hari ini tidak ada yang tau mengapa kedua kembar ini melakukan apa yang telah mereka lakukan.
Dan nampaknya kasus ini akan tetap mejadi salah satu misteri yang paling aneh dan kacau yang belum terpecahkan di Inggris.