Alam memiliki banyak misteri dan anomali aneh yang belum sepenuhnya dapat dijelaskan, dan salah satunya berasal dari gurun terpencil di luar peradaban. Sepanjang sejarah, penjelajah gurun telah kembali dengan cerita tentang sesuatu yang sangat aneh terjadi di antara bebukitan pasir tersebut.
Wisatawan dan penjelajah seringkali kembali dari perjalanan mereka melintasi tanah terlantar tersebut dengan cerita tentang bagaimana pasir-pasir di sana akan mengeluarkan suara misterius, mulai dari suara berdecit ringan atau suara seruling, hingga suara gemuruh, teriakan dan dentuman yang tidak menyenangkan untuk didengar dan seringkali berasal dari bermil-mil jauhnya.
Ini adalah fenomena yang akan membuat siapapun kagum sekaligus ketakutan yang dikenal dengan sebutan “Nyanyian Pasir”.
Fenomena Nyanyian Pasir Yang Misterius
Kisah awal tentang fenomena aneh ini berasal dari penjelajah legendaris bernama, Marco Polo di abad ke-12, yang menggambarkan suara anomali ini sebagai “suara dari semua jenis alat musik, dan juga suara drum serta benturan senjata,” dan menghubungkannya dengan “karya” iblis atau roh jahat gurun.
Pada abad ke-19 fenomena ini masih membuat takut banyak orang, dan bahkan disebutkan oleh Charles Darwin sendiri.
Satu catatan penting tentang “Pasir bernyanyi” diberikan oleh diplomat dan penjelajah Inggris Bertram Sidney Thomas, yang antara tahun 1930 dan 1931 menjadi orang Barat pertama yang terdokumentasi melintasi Rub ‘al Khali, atau “The Empty Quarter,” yang merupakan petak terpencil yang luas dari Gurun Arab.
Selama ekspedisi ini dia membuat catatan tentang “dengungan keras dari not musik” yang datang dari tebing pasir yang curam, dan pada kesempatan lain dia mendengar not musik yang keluar dari bawah kaki untanya dan dia juga mendengar suara yang dalam, musikal, dan menggelegar hingga membangunkannya ketika tidur di tenda.
Ketika dia bertanya kepada pemandu asalnya apa yang menyebabkan suara itu, sang pemandu hanya mengatakan bahwa mereka berasal dari roh dunia bawah, dan menjelaskan bahwa ini adalah suara roh yang sedang berbicara satu sama lain.
Penjelajah lain bernama John Philby juga berada di Empty Quarter sekitar waktu yang sama dengan Thomas, mengatakan tentang apa yang dia dengar:
Secara tiba-tiba, seperti amfiteater yang besar meledak dan mendengung dengan suara yang sama dengan sirine atau mungkin mesin pesawat — suara yang cukup musikal, menyenangkan, berirama dengan kedalaman yang mencengangkan.
Kondisinya ideal untuk mempelajari orkestra pasir ini, dan suara yang pertama terdengar cukup lama — mungkin berlangsung sekitar empat menit — setidaknya cukup bagi saya untuk pulih dari keterkejutan dan memperhatikan setiap detail.
Orang-orang yang bekerja di sumur mulai melakukan perlawanan dengan konser musik yang lebih lembut dan diarahkan pada Jin [roh gurun] yang seharusnya bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Suara aneh seperti itu, yang biasa disebut “Nyanyian Bukit Pasir” atau “Song of Dunes“, telah dilaporkan selama berabad-abad dari tempat-tempat yang sangat jauh seperti Amerika Utara dan Selatan, Afrika, Asia, Kepulauan Inggris, Semenanjung Arab dan Kepulauan Hawaii, dan budaya di wilayah tersebut semuanya memiliki legenda dan mitosnya masing-masing.
Bagi orang Arab, hal itu disebabkan oleh roh gurun yang disebut Jin, tetapi suaranya dikaitkan dengan kota bawah tanah yang hilang, hantu, dewa, setan, hewan mitos, atau bahkan Iblis.
Penjelajah Philby-lah yang merupakan salah satu orang pertama yang menyarankan alasan ilmiah untuk itu, memperhatikan bahwa suara yang didengarnya bertepatan dengan hujan pasir yang turun dari tempat salah satu pemandunya duduk.
Dia kemudian memperhatikan bahwa pasir akan menghasilkan berbagai suara yang berbeda seperti gonggongan, erangan, dentuman musik, suara trombon atau organ musik yang hebat ketika pasir dengan sengaja diganggu oleh berbagai benda lainnya, dan dia mengatakan bahwa ada beberapa kualitas untuk pasir itu sendiri yang memungkinkannya menciptakan suara-suara ini saat mengalami gesekan.
Seperti apa mekanisme pastinya, dia tidak tahu, dan nyatanya para ilmuwan masih belum yakin apa penyebabnya.
Nyanyian pasir ini datang dalam berbagai bentuk. Di bukit pasir biasanya terdengar seperti suara gemuruh, rintihan, senandung, atau dentuman yang dapat berlangsung hingga 15 menit dan mencapai hingga 105 desibel, yang sering terdengar dari jarak yang sangat jauh.
Bentuk suara lainnya, termasuk dentuman, derak, dengung, erangan, drum, guntur, peluit kabut, atau dengung pesawat baling-baling yang terbang rendah. Suara tersebut terjadi hampir secara eksklusif dari bukit pasir berbentuk bulan sabit yang disebut “Barchans” dan disertai dengan angin yang lewat atau seseorang berjalan di sepanjang puncaknya.
Nyanyian Pasir juga dapat terdengar di beberapa pantai, di mana berjalan di atas pasir atau mengganggu dengan cara tertentu akan menghasilkan suara nyanyian, mencicit, bersiul, atau menjerit.
Baik di bukit pasir maupun di pantai, variasi suara bisa sangat berbeda, begitu juga dengan rentang frekuensi pancarannya, dan bisa ada perbedaan mencolok dari satu lokasi ke lokasi lain, tetapi tidak ada yang tahu pasti apa sebenarnya penyebab fenomena tersebut.
Salah satu pemikirannya adalah bahwa hal tersebut disebabkan oleh gesekan antar butiran pasir yang saling bertabrakan dalam jumlah besar, dan bahwa ukuran, tekstur, dan keseragaman butiran menentukan jenis suara dan volume yang dihasilkan.
Teori lainnya adalah bahwa ini hasil dari gelombang suara yang memantul bolak-balik antara permukaan bukit pasir dan permukaan lapisan yang lembab.
Ada juga yang mengatakan bahwa hal itu disebabkan oleh kompresi udara di antara butiran pasir, atau karena apa yang disebut “Sand Shear”, yaitu pergerakan satu lapisan pasir ke lapisan lainnya.
Meski banyak teori yang tampak memungkinkan banyak bermunculan, tetapi pada akhirnya tidak ada yang benar-benar tahu apa yang menyebabkan Nyanyian Pasir ini. atau mengapa mereka harus sangat bervariasi baik dalam jenis suara maupun intensitasnya.
Juga tidak diketahui kondisi pasti yang diperlukan agar fenomena itu terjadi, dan memang sangatlangka. Fenomena Nyanyian pasir yang pernah tercatat hanya terjadi di 35 lokasi yang dikenal di seluruh dunia.
Pada akhirnya, meskipun fenomena aneh ini telah menjadi bagian dari cerita rakyat, mitos, dan legenda berbagai budaya selama ribuan tahun, kita masih tidak memiliki gambaran tentang apa yang menjadi penyebabnya, dan ini tetap menjadi keanehan alam yang membingungkan dan belum terpecahkan.