Sebagai seorang ibu tunggal, satu-satunya tugasku adalah menjaga anak-anakku dari bahaya. Kami baru saja pindah ke rumah baru, dan setelah menaruh belanjaan, orang tuaku datang untuk mengantar anak-anakku di rumah baru mereka ini. Aku kemudian berterima kasih atas bantuan orangtuaku dan mereka pergi.
Bayiku menangis, jadi aku menyuruh putraku yang berusia 3 tahun untuk melihat sekeliling, sementara aku membawa adik perempuannya untuk tidur siang.
Setelah aku menidurkan putriku, aku pergi ke dapur, dan menemukan putraku yang sedang memegang sebotol pemutih! Dia membuka tutupnya seolah ingin meminumnya. Aku dengan segera menariknya dan menjauhkan botol pemutih itu.
Dengan panik aku bertanya apakah dia sudah meminumnya, untungnya dia menjawa tidak. Tapi untuk berjaga-jaga, aku membawanya dan bayiku pergi ke rumah sakit.
Ketika aku menggendong bayiku di ruang tunggu, aku baru ingat bahwa aku lupa memasang kunci pengaman anak di lemari, sebelum anak-anak tiba di rumah tadi. Di dalam lemari itu aku memiliki beberapa botol pemutih. Berapa banyak yang bisa dia minum seandainya aku tadi tidak menghentikannya?
Pikiran itu terlalu berlebihan, tapi aku ketakutan sampai akhirnya dokter menghampiriku dan mengatakan bahwa hasil tesnya negatif, putraku tidak memiliki jejak bahan kimia berbahaya di dalam tubuhnya. Aku mengangis lega dan memeluk kedua anakku dan membawa mereka pulang.
Setibanya di rumah, aku segera memasang kunci pengaman anak di semua lemari sambil memastikan mereka menjauhinya. Setelah itu, karena waktu sudah larut, aku pergi mengunci semua pintu dan langsung menidurkan anak-anak. Aku pun kemudian pergi ke kamarku dan tidur. Ini benar-benar hari yang melelahkan.
Keesokan paginya. Aku menemukan putarku terbaring di lantai dan tewas. Aku menelepon ambulans dan kembali menangis di ruang tunggu bersama bayiku. Aku berusaha menelepon orang tuaku di sela-sela isak tangis dan mereka langsung datang. Tak lama kemudian, dokter keluar dan mengatakan bahwa putraku tewas karena menelan banyak pemutih.
Ayahku harus menggendong putriku sementara aku meratapi kepergian putraku di pelukan ibu. Aku mengatakan kepada mereka bahwa aku menggunakan kunci pengaman terbaik, dan telah memasangnya dengan benar. Aku tidak tahu apa yang salah.
Orang tuaku meyakinkan bahwa ini bukan salahku, tetapi aku tidak dapat berhenti memikirkan bahwa ada hal penting yang sepertinya aku lupakan.
Kok.mati
Emang begitu riddlenya, Mwehehe..